Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) meminta Pemerintah Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengevaluasi pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) setelah terjadi insiden pembunuhan terhadap Kepala Sekolah Dasar Inpres Ndora I, Desa Ulupulu, Kecamatan Nangaroro.
"P2G Provinsi NTT mendesak bupati atau pemkab mengevaluasi skema pengelolaan dana BOS agar tidak lagi mengorbankan siswa dan pendidikan daerah. Jangan sampai peristiwa seperti ini terjadi di daerah lain," kata Koordinator P2G Provinsi NTT Wilfridus Kado melalui keterangan tertulis, Kamis (10/6).
Desakan ini disampaikan karena insiden penikaman yang menewaskan kepada sekolah bernama Delvina Azi (59) itu disebut bermula dari dilarangnya anak pelaku mengikuti ujian akhir sekolah karena belum melunasi uang komite.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Bidang Advokasi Guru P2G Iman Zanatul Haeri menilai hal ini tak seharusnya terjadi karena setiap sekolah, khususnya sekolah negeri, sudah mendapat dana BOS.
Ia pun mempertanyakan kenapa masih ada iuran uang komite yang diberatkan kepada peserta didik dan orang tua/wali di sekolah tersebut.
"Siswa di seluruh negeri ini tidak boleh dilarang mengikuti ujian sekolah. Itu hak dasar anak. Apalagi hanya karena tidak membayar iuran komite," katanya.
Iman mengatakan berdasarkan Pasal 11 dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 44 Tahun 2012 mengatur bahwa iuran yang dikeluarkan sekolah tidak boleh dilakukan kepada peserta didik atau orang tua/wali yang tidak mampu secara ekonomi.
Jika pemungutan uang komite masih dilakukan sekolah, ia mempertanyakan kemungkinan sekolah tidak mendapatkan atau mendapati kendala dalam pencairan dana BOS.
"Persoalan ini bukan hanya tindak kriminal biasa. Penyebab peristiwa ini adalah masalah struktural. Jangan-jangan dana BOS daerah dan BOS pusat tidak cair? Ini jelas bertentangan dengan cita-cita pendidikan nasional kita," tambah dia.
Baca juga:Sekolah Bakal Kena PPN |
Sebelumnya, Kabid Humas Polda NTT Kombes Pol Rishian Krisna Budhiaswoto menjelaskan insiden penikaman terjadi pada Selasa (8/6) lalu ketika pelaku, Didakus Dame (56), mendapati anaknya dipulangkan dan tidak bisa mengikuti ujian.
Karena tidak terima, Dame mendatangi sekolah dengan membawa sebilah sangkur. Setelah sempat berupaya menyerang guru-guru, Dame kemudian mengejar dan menyerang Delvina dan menusukkan sangkur ke perut bagian kanan korban.
"Kondisi korban yang kritis akhirnya tidak bisa diselamatkan. Korban pun meninggal dunia pada Rabu (9/6) dini hari sekitar pukul 03.50 WITA," kata Rishian.
(fey/pmg)