Polri Kirim Tim Forensik untuk Autopsi Wakil Bupati Sangihe
Polisi berencana melakukan proses autopsi terhadap jenazah Wakil Bupati Sangihe, Helmud Hontong yang meninggal dunia dalam penerbangan Lion Air JT-740 rute Denpasar-Makassar, Senin (14/6) besok.
"Penyidik dan dokter forensik hari ini berangkat ke Sangihe, proses autopsi dijadwalkan besok," kata Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri Brigadir Jenderal Andi Rian Djajadi saat dihubungi CNNIndonesia.com, Minggu (13/6).
Dia menjelaskan bahwa autopsi akan dilakukan di wilayah hukum Polda Sulawesi Utara (Sulut) lantaran tenaga ahli forensik untuk bedah mayat sudah tersedia di sana.
Sehingga, kata dia, penyelidikan akan perkara ini tak diambil alih oleh penyidik tingkat Mabes Polri. Menurutnya, Bareskrim sementara masih akan melakukan asistensi selama proses penyelidikan.
Andi menyatakan pihaknya akan menentukan langkah lanjutan dari penyelidikan tersebut usai mendapat hasil autopsi. Dia belum dapat berkomentar banyak terkait dengan proses penyelidikan perkara tersebut saat ini.
"Autopsi akan dilakukan di Kabupaten Sangihe bekerja sama dengan tenaga medis daerah setempat. Seharusnya ada fasilitas RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) di sana," ucap Andi.
"Penyidik menunggu hasil autopsi lebih dulu," tambahnya.
Berdasarkan temuan awal, diduga kuat Helmud meninggal karena terkena serangan jantung saat berada di pesawat.
Hanya saja, temuan tersebut dinilai janggal oleh sejumlah aktivis, salah satunya Jaringan Advokasi Tambang (JATAM). Kematiannya itu terjadi di tengah Helmud sedang getol-getol menolak izin tambang emas di wilayahnya.
Dia bahkan sempat meminta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mencabut IUP perusahaan PT Tambang Mas Sangihe (TMS) yang sedang dipersiapkan. Surat penolakan itu telah dikirim ke Menteri ESDM sejak Februari lalu.
Bupati Sangihe, Jabes Gaghana meminta agar kematian wakil bupati Sangihe tak dikaitkan dengan penolakan izin tambang emas.
(mjo/gil)