ANALISIS

Target Mustahil Herd Immunity DKI Agustus 2021

CNN Indonesia
Selasa, 15 Jun 2021 16:20 WIB
Presiden Jokowi dan Gubernur DKI Anies Baswedan dinilai keliru memahami konsep herd immunity terhadap penularan virus corona (Covid-19).
Penyuntikan vaksin Covid-19 kepada 7,5 juta warga DKI Jakarta dinilai tak mungkin selesai Agustus 2021. Ilustrasi (CNN Indonesia/Safir Makki)

Senada dengan Hermawan, Epidemiolog Universitas Griffith Australia Dicky Budiman juga memastikan target Jokowi dan Anies adalah sesuatu yang sangat jelas tidak mungkin tercapai apabila disandingkan dengan konsep asli herd immunity.

"Tentu saja tidak mungkin ya, saya bisa sampaikan sangat jelas tidak mungkin. Jangankan Indonesia yang baru sekian persen, pada negara seperti Israel dan Amerika Serikat yang sudah jauh lebih banyak cakupan vaksinasinya, ya belum mencapai herd immunity," kata Dicky kepada CNNIndonesia.com, Selasa (15/6).

Data vaksinasi DKI Jakarta per Senin (14/6) pukul 18.00 WIB, mencatat capaian vaksinasi dosis pertama harian terakhir 74.076 untuk dosis pertama, dan hanya 3.732 untuk dosis kedua. Itu artinya, dalam sehari DKI memberikan 77 ribu dosis vaksin untuk warga.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara Anies menargetkan akan melakukan vaksinasi 100 ribu dosis per hari untuk dua bulan ke depan demi mencapai 'goal' Jokowi.

Saat ini vaksinasi dosis pertama di DKI telah menyasar 2.960.623 orang, sementara untuk dosis kedua baru diterima oleh 1.866.647 orang.

Apabila berpatokan pada WHO, yakni vaksinasi lengkap baru bisa dikatakan setelah warga menerima dua dosis vaksin covid-19, maka saat ini warga Ibu Kota yang sudah mendapat vaksin lengkap baru 23,53 persen dari target 70 persen penduduk DKI yang akan divaksin.

Atau kemudian jika pemerintah bakal menggunakan patokan satu dosis, maka saat ini baru 37,32 persen warga DKI yang sudah divaksin dari target.

Dengan demikian, Pemprov DKI masih harus memberikan suntikan vaksin kepada 6.065.353 selama dua bulan ke depan. Sementara itu, ada interval pemberian dosis satu ke dua. Untuk Sinovac paling lama 28 hari dan AstraZeneca paling lama 3 bulan.

Kemudian bila mengukur capaian vaksinasi pada dosis pertama, DKI juga masih perlu usaha untuk menggenjot 4.971.377 orang untuk divaksin hingga Agustus 2021.

"Kita sebelumnya bahkan harus revisi roadmap vaksinasi agar sesuai perpanjangan masa interval, jadi disesuaikan perkembangan terbaru," kata dia.

Strategi Capai 100 Ribu Dosis per Hari

Dicky melanjutkan, ada tiga strategi yang harus dilakukan DKI maupun seluruh provinsi Indonesia dalam mencapai target vaksinasi secara agresif dan masif. Pertama, inovasi pada aspek manajemen.

Dicky menyebut pemprov DKI harus mampu memastikan berapa jumlah stok vaksin yang mereka dapat, serta jenis merek vaksin apa saja yang akan dipakai, dan kepada siapa tujuan vaksinasi. Keseluruhannya harus disampaikan secara transparan dan ditulis dalam situs data terintegrasi.

"Jadi kan di DKI ada warga yang bukan asli KTP sana tapi menetap ya. Nah itu harus jelas, ini yang akan divaksinasi siapa saja sebetulnya? jumlah berapa sih? sehingga menimbulkan keterpercayaan pada masyarakat," kata Dicky.

Ia juga meminta pemerintah terbuka terhadap kasus-kasus temuan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), sehingga masyarakat mampu merasa aman, mengetahui pantangan sebelum vaksin hingga tidak termakan banyak kabar burung alias berita hoaks.

Kemudian kedua adalah masalah operasional. Dicky menilai pemprov DKI bila ingin menggenjot 100 ribu dosis per hari, harus mempersiapkan titik-titik vaksinasi secara masif. Menurutnya, pelaksanaan vaksinasi tak harus selalu di fasilitas pelayanan kesehatan.

Dicky menyarankan DKI mampu memanfaatkan fasilitas umum hingga dokter praktek umum sebagai tempat vaksinasi, sehingga masyarakat yang rentan seperti lansia tak perlu susah payah mendatangi fasilitas kesehatan seperti Puskesmas.

"Jadi negara lain ada yang ke dokter praktek umum sampai apotek. Kemudian seperti di Israel dan AS ada door to door, mengunjungi rumah-rumah khususnya sasaran vaksinasi penyandang disabilitas, juga lansia," katanya.

Tak cukup penyediaan fasilitas vaksinasi, Dicky juga menyoroti masalah administrasi vaksinasi berjalan secara digital dan cepat. Selanjutnya strategi ketiga menurutnya adalah komunikasi.

Dicky menilai sosialisasi dan komunikasi adalah faktor penting yang bisa membangun minat masyarakat untuk divaksin. Sejauh ini, Dicky belum melihat komunikasi publik pemerintah seragam dan mendetail.

"Penting ada strategi komunikasi sebelum vaksinasi, selama vaksinasi berlangsung, dan setelah vaksinasi, dan ini menurut saya yang masih kurang. Padahal ini saatnya kita melawan informasi hoaks dan konspirasi yang beredar di masyarakat yang menyebabkan minat publik terhadap vaksin turun," ujar Dicky.

(khr/fra)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER