Vaksin Merah Putih Diproyeksi Jadi Vaksin Suntikan Ketiga

CNN Indonesia
Rabu, 16 Jun 2021 12:56 WIB
eneliti beraktivitas di ruang riset vaksin Merah Putih di kantor Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Rabu (12/8/2020). (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 Ismunandar mengungkapkan vaksin buatan anak bangsa, vaksin Merah Putih, berpotensi digunakan sebagai booster atau suntikan ketiga vaksin virus corona (Covid-19) di Indonesia.

Penyuntikan dosis ketiga masuk pertimbangan karena belum ada kepastian berapa lama imunitas atau kekebalan vaksin Covid-19 bertahan dalam tubuh manusia. Ismunandar juga menilai vaksin Merah Putih didesain untuk mengantisipasi dampak dari mutasi virus SARS-CoV-2.

"Vaksin Merah Putih akan menjadi alternatif ketersediaan vaksin di masa depan, baik sebagai booster atau lainnya, kita belum tahu. Apakah memang vaksinasi yang telah kita peroleh itu akan bisa mempertahankan imunitas atau memang dibutuhkan booster," kata Ismunandar dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang disiarkan melalui kanal YouTube Komisi VII DPR RI Channel, Rabu (16/6).

Ismunandar melanjutkan, saat ini sudah ada tujuh institusi atau lembaga yang ikut mengembangkan vaksin Merah Putih dengan platform yang berbeda. Diantaranya Eijkman, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Airlangga, Universitas Gadjah Mada, dan Universitas Padjajaran.

Dari ketujuh lembaga itu, yang memiliki progres tercepat dengan target pemberian izin penggunaan darurat (EUA) oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), sejauh ini adalah penelitian vaksin yang dilakukan oleh Universitas Airlangga, Jawa Timur.

"Unair berbasis inactivated virus, dengan mitra industri PT Biotis Pharmaceuticals. EUA diharapkan didapat Maret 2022, jadi sedikit lebih cepat dari yang lain apabila semua berjalan lancar," kata dia.

Untuk LBM Eijkman, vaksin dengan sub unit protein rekombinan saat ini tengah dalam riset pengembangan dan persiapan uji hewan untuk proof of concept. Kandidat vaksin ini dijadwalkan uji pra klinik pada November 2021, selanjutnya uji klinik tahap 1-3 pada periode Januari-Agustus 2022, untuk kemudian ditargetkan mendapat EUA BPOM September 2022.

Selanjutnya vaksin dari LIPI dengan metode protein rekombinan modifikasi RBD dijadwalkan pre klinik pada Januari 2022, uji klinik tahap 1-3 pada April-Desember 2022, dan diharapkan mampu mendapat EUA pada Januari 2023.

Kemudian, ITB dengan metode sub unit protein rekombinan dan Adenovirus vector masuk dalam tahap purifikasi protein subunit dan produksi vektor adenovirus. Lalu UI dengan metode pengembangan DNA, mRNA, dan platform virus like-particles, progres paling cepat DNA yang diperkirakan uji klinik tahap 1-3 di Januari-Juni 2022, dan mendapat EUA di Juli 2022.

Dua yang lain, yakni UGM dengan subunit protein rekombinan diperkirakan mulai melakukan uji imunogenisitas pada akhir 2021. Terakhir, dari Unpad dengan dua platform protein rekombinan dan peptida, IgY Anti-RBD ditagetkan menghasilkan bibit vaksin pada September 2021, uji klinik tahap 1-3 selesai pada September 20222, dan mendapat EUA pada September 2022.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito sebelumnya juga mengatakan bahwa tak menutup kemungkinan warga Indonesia yang memiliki titer antibodi rendah meski telah rampung mendapat suntikan vaksin covid-19 dapat menjalani vaksinasi ulang.

Titer antibodi didapatkan dari hasil tes laboratorium yang mengukur kehadiran atau jumlah antibodi dalam darah. Titer disebut-sebut bisa jadi cara untuk pembuktian imunitas terhadap penyakit.

(khr/wis)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK