Penambahan kasus Covid-19 harian di Daerah Istimewa Yogyakarta kembali mencatatkan rekor baru, Kamis (17/6), setelah sehari sebelumnya baru saja mencapai angka tertinggi.
"Penambahan kasus terkonfirmasi Covid-19 di DIY sebanyak 595 kasus," kata Juru Bicara Pemda DIY untuk penanganan Covid-19 Berty Murtiningsih, Kamis (17/6).
Rekor tertinggi kasus harian sebelumnya terjadi 16 Januari 2021 kemarin, yaitu sebanyak 534 pasien dalam sehari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan penambahan ini secara kumulatif kasus Covid-19 di DIY menjadi 50.746 kasus per hari ini," lanjut Berty.
Dari ratusan kasus terbaru, Kabupaten Sleman menjadi daerah penyumbang kasus terbanyak, yakni 235 kasus. Kabupaten Bantul menyusul dengan 174 kasus; Gunungkidul 74 kasus; Kulon Progo 57 kasus dan Kota Yogyakarta 55 kasus.
Sedangkan penggunaan tempat tidur critical rumah sakit rujukan per hari ini menyisakan 53 tempat tidur. Sementara untuk kategori non critical masih tersisa 171 tempat tidur.
"Tempat tidur critical tersedia 139, penggunaan 86, sisa masih 53 tempat tidur. Sedangkan ketersediaan tempat tidur non critical 802, digunakan 631," urai Berty.
Pada laporan hari ini, turut disampaikan jumlah pasien sembuh sebanyak 270 orang. Secara kumulatif sampai hari ini tercatat 44.843 pasien sembuh.
"Sementara penambahan kasus meninggal sebanyak 18 kasus, sehingga total kasus meninggal menjadi 1.330 kasus," urai Berty.
Hasil verifikasi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota diperoleh data pasien meninggal terbanyak pada hari ini ada di Kabupaten Sleman sebanyak 8 kasus. Disusul Gunungkidul 5 kasus, Yogyakarta dan Kulon Progo masing-masing 2 kasus, serta Bantul 1 kasus.
Menyikapi tingginya angka kasus Covid-19, Sekretaris Daerah DIY Kadarmanta Baskara Aji menuturkan ada peluang bagi pemerintah untuk menutup tempat-tempat wisata jika kondisi tak kunjung membaik.
"Salah satu alternatif (tutup wisata), nanti kalau kita lihat perkembangan pesat ini tidak berhenti-berhenti dan kita sinyalir juga berasal dari rumah tangga. Tapi rumah tangga salah satunya itu berasal dari tempat wisata," kata Aji di Kepatihan Pemda DIY, Kamis (17/6).
Bahkan, menurutnya rencana sekolah tatap muka terancam seiring tingginya kasus di DIY. Prediksinya, bisa ditunda hingga beberapa waktu ke depan atau sampai adanya evaluasi lebih jauh.
"Kalau kondisi seperti ini kita tidak akan tatap muka baik perkuliahan atau sekolah," pungkasnya.
Sementara itu, kapasitas rumah sakit darurat Covid-19 atau Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI), Surabaya, kian menipis. Dari total 410 tempat tidur atau bed, kini 377 di antaranya telah terisi oleh pasien.
Hal itu diungkapkan oleh Penanggungjawab RSLI dr I Dewa Gede Nalendra Djaya Iswara. Ia mengatakan ada empat klaster yang ditanganinya. Warga asal Madura jadi yang paling dominan.
![]() |
"377 terdiri dari PMI 56, Klaster Madura 226, Klaster Ma'had (kurus mengaji] 12 orang dan Klaster Umum 82 orang," kata Nalendra.
Pada Klaster Madura, sebanyak 240 pasien yang masuk, 176 orang diantaranya memang berasal dari Madura, selebihnya dari berbagai kota di Jatim, Jateng, Jabar dan luar pulau. Mereka adalah orang yang terjaring penyekatan dan swab tes antigen di Suramadu.
"Yang dirawat 226 orang, sedangkan 14 orang lainnya dirujuk untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut," kata dia.
Dari 240 Klaster Madura itu sendiri, sebanyak 86,43 persen di antaranya menunjuk hasil CT Value dibawah 25. Artinya mereka diduga mengidap Covid-19 mutasi baru.
Nalendra juga mengatakan bahwa dua orang pasien asal Bangkalan, Madura yang yang terkonfirmasi varian baru Covid-19 Delta B16172 strain India, masih stabil dan dalam tahap penyembuhan dengan monitoring yang ketat dan perawatan intensif dalam ruangan tersendiri.
"Dukungan dan tambahan tenaga medis, dokter dan perawat, serta unsur pendukung lainnya segera disiapkan untuk menghadapi kondisi/kasus Klaster Bangkalan, apalagi sudah terkonfirmasi varian baru B16172," ucapnya.
Menurutnya, perlu juga upaya tindak lanjut menghentikan penyebaran Klaster Madura.
"Maka mobilitas perlu dibatasi, yang salah satunya bisa ditempuh melalui lokalisasi penanganan khususnya di Bangkalan, semisal dengan menutup Jembatan Suramadu dan Pelabuhan Perak," ucapnya.
(kum/frd/arh)