
Epidemiolog Sarankan Lockdown Hadapi Corona yang Lebih Hebat

Epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Tri Yunis Miko mengatakan Indonesia seharusnya melakukan karantina wilayah alias lockdown.
Miko menilai keputusan tersebut mesti diambil menyusul merebaknya penemuan varian baru virus corona, di antaranya varian B117 Alfa, B1351 Beta, dan B1617.2 Delta.
Ia pun membandingkan dengan kebijakan negara-negara lain dalam menghadapi keempat varian tersebut.
"Jadi sekarang kita berhadapan bukan hanya dengan musuh lama, virus Covid-19 yang lama. kita berhadapan dengan varian baru," ucap Miko kepada CNN Indonesia TV, Kamis (17/6).
"Malaysia saja lockdown menghadapi varian B1617.2. Singapura juga lockdown demi rakyatnya, menurut saya Indonesia harus melakukan lockdown demi rakyat," imbuhnya.
Miko menjelaskan varian Beta dan Alfa bisa lebih berbahaya dan menular dari varian aslinya, sehingga dapat mengancam kondisi kesehatan masyarakat Indonesia.
"Percayalah kalau kita perang dengan musuh baru yang penularannya lebih hebat dari varian aslinya, case fatality-nya lebih hebat, kemudian severity-nya lebih baik, kita akan diserang dengan baik oleh varian itu," ucap dia.
Ia mengatakan upaya pemerintah untuk menciptakan kekebalan komunal dengan mempercepat vaksinasi saja belum terealisasi. Sebab, menurutnya, logistik vaksinasi belum memadai.
Sementara itu, lonjakan kasus Covid-19 terus terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Ia menyebut Jakarta, Jawa Barat, Kudus, Demak hanyalah segelintir daerah yang mengalami lonjakan kasus Covid-19.
Oleh sebab itu, Miko mengatakan tak ada alasan lagi bagi pemerintah untuk memberlakukan lockdown.
"Apapun kerugian yang ditimbulkan akibat itu, jangan dibayar dengan nyawa rakyat Indonesia," ujarnya.
Sebelumnya, Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban juga meminta pemerintah mengganti Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro menjadi lockdown.
Zubairi menilai sudah saatnya pemerintah pusat dan daerah bertindak tegas menyesuaikan regulasi, mengingat lonjakan kasus positif virus corona sudah membuat keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) di rumah sakit meningkat pesat.
"Saya rekomendasikan kata lockdown saja agar monitoringnya lebih tegas dan lebih serius, meski isi konten kebijakannya tidak jauh beda dengan PPKM," cuit Zubairi melalui akun Twitter miliknya @ProfesorZubairi, Selasa (13/6). CNNIndonesia.com telah diberikan izin untuk mengutip pernyataan tersebut.
Kementerian Kesehatan mencatat tambahan kasus Covid-19 baru sebanyak 12.624 orang per 17 Juni 2021. Sementara untuk kasus sembuh bertambah sebanyak 7.350 kasus, dan kasus meninggal mencapai 277 orang.
(yla/pmg)[Gambas:Video CNN]