Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Widyastuti menyampaikan kekhawatiran akan laju peningkatan kasus Covid-19 di Ibu Kota yang dinilai lebih cepat dari ketersediaan tempat tidur atau ruang rawat.
Menurut dia, kendati pihaknya terus menambah kapasitas tempat perawatan dalam empat bulan terakhir, namun jumlahnya masih belum mencukupi karena penambahan kasus lebih cepat.
"Nah, ini yang tidak bisa saling ketemu nih. Karena kecepatannya (kasus) lebih tinggi daripada kecepatan tempat tidur," kata Widya kepada wartawan di kompleks Balai Kota, Jumat (18/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
DKI Jakarta diketahui terus mencatat lonjakan kasus dalam beberapa hari terakhir imbas libur Lebaran pertengahan Mei lalu. Puncaknya pada Kamis (17/6), kasus positif harian mencatat angka tertinggi dalam empat bulan terakhir sejak Februari.
Sementara, merujuk situs resmi Corona DKI, tingkat keterisian tempat isolasi di DKI Jakarta per Jumat (18/6) mencatat lonjakan hingga 87 persen, atau bertambah empat persen dari sehari sebelumnya sebanyak 82,3 persen.
Lalu, untuk ruang ICU, tersisa 27 persen atau 28 kamar yang menggunakan ventilator. Sedangkan, ICU tanpa ventilator tersisa 20 persen atau hanya 10 kamar tersedia.
Persentase kamar isolasi maupun ICU tersebut telah melampaui batas minimal yang ditetapkan organisasi kesehatan dunia (WHO) sebanyak 60 persen.
Widyastuti berharap pihaknya dapat memperkuat basis komunitas lewat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berbasis mikro untuk menekan laju kasus. Selain itu, cara lain yang akan terus dilakukan adalah dengan menambah jumlah vaksinasi per hari hingga 100 ribu, sesuai instruksi Presiden Joko Widodo.
"Intervensinya kan harus komprehensif dari hulu ke hilir. Pada saat peningkatan kasus, bukan hanya menyediakan tempat tidur, tapi dari mulai mengingatkan, mengedukasi kembali masyarakat terhadap prokes," kata dia.