Saat ini terdapat tiga sampai grup penggali dengan lima sampai enam orang di setiap grup. Mereka bekerja enam hari dalam seminggu secara bergantian. Hari libur mereka atur sendiri sesuai dengan kesepakatan antar tim dan anggota.
Sementara, pekerja yang bertugas menerima berkas jenazah covid-19 hanya ada dua orang termasuk dirinya. Pekan ini ia mendapat giliran untuk bertugas di hari Sabtu sejak pagi tadi.
Ia mulai bekerja sejak pukul 07.30 WIB, setiap pagi Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta menelepon untuk memberi tahu jumlah jenazah yang akan dimakamkan hari itu. Petugas hanya akan menerima pendaftaran jenazah covid-19 yang akan dimakamkan sampai pukul 17.00 WIB.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pendaftaran pemakaman jenazah maksimal sampai pukul 16.00 WIB. Namun para petugas sepakat memperpanjang waktu pendaftaran lantaran ada lonjakan kasus Covid-19 yang diiringi lonjakan kematian.
"Jenazah paling banyak datang dari berbagai rumah sakit di pukul 08.30-13.00 WIB, padat banget itu. Setelah itu sampai pukul 17.00 WIB jenazah covid-19 yang berdatangan mulai jarang," katanya.
"Waktu itu kami paling malam pernah memakamkan jam 21.00 WIB. Rumah sakit udah kasih kabar sebelum jam 17.00 WIB, tapi mungkin macet di perjalanan menuju ke sini," ia melanjutkan.
Mau tak mau para petugas TPU Rorotan harus bekerja lebih keras. Namun, mereka juga tak lupa beristirahat dan tidak memaksakan diri agak tetap sehat.
Beruntung, seluruh pekerja dan penggali di TPU Rorotan sudah mendapat vaksinasi sebanyak dua kali. Terkadang mereka juga mendapat bantuan dari donatur yang datang ke TPU Rorotan.
"Kadang ada donatur yang suka datang tiba-tiba. Biasanya donatur datang ke sini hari Jumat, membawa nasi, susu steril, vitamin, ya kebanyakan bawa makanan. Kayak gorengan gini," katanya.
"Ya sekarang memang kerjaan lebih intens, jadwal kerjaan rapat banget. Tapi ya kami harus istirahat juga, jangan sampah nanti malah kami yang dikubur," katanya sedikit berseloroh.
(sur/sur)