Menkes Kaji Vaksin Sinovac-Pfizer untuk Anak dan Remaja

CNN Indonesia
Jumat, 25 Jun 2021 15:30 WIB
Menkes Budi Gunadi bakal mengkaji penggunaan vaksin Sinovac dan Pfizer untuk anak dan remaja karena banyak pasien covid berusia muda.
Menkes kaji penggunaan vaksin Sinovac dan Pfizer bagi anak dan remaja. (Foto: Biro Setpres/Rusman)
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan saat ini Kementerian Kesehatan tengah mengkaji penggunaan vaksin covid-19 Sinovac dan Pfizer untuk usia anak dan remaja di bawah 18 tahun.

Kajian itu juga menyusul banyaknya temuan pasien virus corona usia muda yang mengalami perburukan kondisi.

Sementara ketentuan program vaksinasi nasional yang berjalan saat ini masih menyasar sebanyak 60-70 persen penduduk Indonesia atau sebanyak 181.554.465 warga usia di atas 18 tahun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita sedang mengkaji vaksin-vaksin mana yang sudah memiliki EUA (Izin Penggunaan Darurat) untuk usia muda. Yang sudah kita amati ada dua di list kita, satu Sinovac yang bisa umur 3-17 tahun dan satu lagi Pfizer yang bisa umur 12-17 tahun," kata Budi dalam konferensi pers yang disiarkan melalui kanal YouTube Kementerian Kesehatan RI, Jumat (25/6).

Budi melanjutkan, saat ini pihaknya masih melakukan kajian mendalam dan koordinasi bersama Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI).

Ia juga menyebut Kemenkes sedang melakukan studi khusus soal vaksinasi pada anak, yang diharapkan dalam waktu dekat dapat segera dirilis.

Tak hanya itu, Budi juga menyebutkan bahwa pihaknya saat ini masih melihat perkembangan data dari vaksinasi yang dilakukan pada anak-anak di sejumlah negara lain, baik terkait efektivitas, juga efek samping.

Namun demikian, ia juga menyebut berdasarkan penelitian di berbagai negara dari Eropa hingga Asia, anak terpapar covid-19 dengan usia di bawah 18 tahun memiliki persentase kesembuhan tinggi daripada kelompok usia di atas 18 tahun.

"Sehingga kita bisa mengeluarkan keputusan yang komprehensif berdasarkan data yang ada di kita, data policy di negara lain dan data ilmiah kesehatan, EUA yang sudah diberikan terhadap perusahaan vaksin tersebut," ungkapnya.

Berikut 7 vaksin Covid-19 yang akan diedarkan di dalam negeri berdasarkan surat keputusan Menteri Kesehatan.(Foto: CNN Indonesia/Timothy Loen)

Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Aman Bhakti Pulungan sempat mengungkapkan bahwa tingkat kematian pasien anak berusia 0-18 tahun yang terpapar virus corona di Indonesia paling banyak terjadi jika dibandingkan negara lain.

Sementara apabila melihat data sebaran usia kasus covid-19 di laman Satgas Penanganan Covid-19 RI per 24 Juni 2021, maka dapat dilihat setidaknya 1,2 persen anak berusia di bawah 18 tahun di Indonesia meninggal akibat terinfeksi virus corona.

Bila dihitung dari kumulatif kasus kematian secara keseluruhan, maka 1,2 persen itu kurang lebih 671 anak Indonesia.

Rinciannya hampir mirip, 0,6 persen datang dari usia 0-5 tahun, dan 0,6 persen lainnya datang dari usia 5-18 tahun.

Hal itu menunjukkan bahwa angka kematian balita terpapar covid-19 lebih tinggi dari anak usia lain. Sebab, apabila dibandingkan dari data kedua kelompok yang terpapar covid-19, jumlahnya lebih besar terjadi pada anak usia 5-18 tahun.

Rinciannya, pada usia 0-5 tahun sebanyak 2,9 persen atau 59.565 balita terpapar covid-19. Sementara untuk usia 5-18 tahun, Satgas mencatat 9,7 persen atau sekitar 199.237 anak terpapar covid-19 di kelompok usia itu.

Artinya, kasus covid-19 Balita yang hanya 30 persen dari kasus usia 5-18 tahun ternyata menghasilkan jumlah kematian yang nyaris sama.

(khr/psp)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER