Yoyon menyebut kelangkaan tabung oksigen di Pasar Pramuka itu terjadi secara tiba-tiba dan hanya dalam satu hari. Menurutnya, ratusan pembeli memborong tabung oksigen dari puluhan toko yang ada di Pasar Pramuka pada Jumat pekan lalu.
"Jumat sekitar jam 2-an, tiba-tiba saya juga kaget saya lagi ngelayanin orang di sini rame banget ada apa ini. Ternyata nyari oksigen semua itu," kata Yoyon.
Yoyon tak tahu secara pasti mengapa warga tiba-tiba memborong barang tersebut. Tak lama kemudian, dia mendapat laporan bahwa stok tabung oksigen di seluruh toko telah habis terjual.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, ada sekitar 20 toko yang menjual tabung oksigen di Pasar Pramuka. Namun, seluruh stok tabung oksigen di toko tersebut diborong habis.
Kemudian, himpunan pedagang mencoba berkomunikasi dengan agen distributor pada Sabtu (26/6) lalu. Pihak agen menjelaskan terdapat masalah dalam proses distribusi.
"Penjual di sini agennya beragam, ada banyak. Artinya (tabung oksigen) tak tersedia di banyak distributor," ujarnya.
Yoyon mengatakan sampai hari ini pihaknya belum menerima pasokan tabung oksigen dari distributor. Biasanya setelah ada permintaan, agen mengirimkan barang tersebut beberapa hari kemudian.
Ia pun mengimbau masyarakat yang tak terlalu memerlukan tabung oksigen tidak membelinya. Menurutnya, tabung tersebut perlu diprioritaskan bagi mereka yang mempunyai penyakit jantung, ataupun asma.
"Cuma kalau hanya untuk standby, atau yang lain mendingan entar dulu dah. Mendingan pakai masker aja dulu smeentara ini," katanya.
Pedagang lainnya di Pasar Pramuka, Irwan merasa permintaan tabung oksigen mulai meningkat sejak pekan lalu. Ia pun kini sudah tak punya stok tabung oksigen.
"Kalau saya merasa sejak minggu lalu ya permintaan tabung oksigen ini mulai meningkat. Jangankan tabung, isinya saja sudah enggak ada stok," kata salah seorang pedagang, Irwan saat berbincang dengan CNNIndonesia.com.
Dalam perbincangan itu, salah seorang pegawai Irwan pun menyeletuk. Ia mengeluhkan hal yang sama lantaran tak bisa menemukan stok tabung oksigen di beberapa distributor.
Irwan menyebut sudah ada beberapa langganan yang mencoba untuk membeli tabung oksigen. Namun, ia belum bisa menyediakan. Saat ini, Irwan masih menunggu kiriman tabung oksigen dari agen distributor.
"Harga tidak naik, tapi diskon yang biasa ada sekitar 15-20 persen itu sekarang sudah enggak lagi. Bukan subsidi ya, diskon dari agen," ujarnya.
Sementara Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menegaskan ketersediaan tabung oksigen di Ibu Kota untuk menunjang kesehatan pasien Covid-19 masih tercukupi.
Kendalanya, kata Anies, distributor oksigen di Jakarta kekurangan kendaraan serta tenaga sumber daya manusia (SDM) untuk mendistribusikan tabung oksigen ke rumah sakit di Jakarta.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu sebelumnya telah melakukan rapat koordinasi bersama para distributor oksigen Jakarta pada Jumat (25/6)
"Mereka menyampaikan bahwa pasokannya cukup, tapi kekurangan kendaraan dan personalia untuk mendistribusikannya. Karena biasanya mereka tidak mendistribusikan dengan volume sebanyak ini," kata Anies.
Dengan kondisi DKI Jakarta yang tengah menghadapi gelombang pasien COVID-19 tertinggi selama pandemi, kebutuhan oksigen pun meningkat hingga 2-3 kali lipat dari biasanya.
Oleh karena itu, Pemprov DKI Jakarta menyiasati distribusi oksigen dengan cara mengerahkan kendaraan serta SDM dari Dinas Pertamanan dan Hutan Kota, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Bina Marga, hingga Dinas Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta.
"Jadi, akhirnya kami dari Pemprov yang menjemput, mengantarkan dan kalau yang kurang, kami antarkan ke tempat produksi lagi. Dengan cara begitu, maka pasokan oksigen di rumah sakit-rumah sakit Jakarta bisa terpenuhi," kata Anies.
(mjo/fra)