Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyebut bahwa saat ini dunia masih berperang melawan dua musuh besar, yakni peredaran narkoba dan pandemi virus corona (Covid-19).
Hal tersebut disampaikan Ma'ruf dalam peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) Tahun 2021 yang digelar secara virtual, Senin (28/6).
"Hingga saat ini seluruh negara dan masy internasional masih menghadapi dua musuh besar, yaitu bencana kesehatan yang menjadi ancaman bagi kemanusiaan di abad ini, pandemi covid-19 dan narkotika," kata Ma'ruf.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Khusus untuk masalah narkoba, Ma'ruf mengatakan jika dalam laporan terbaru United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC) menyebutkan ada sekitar 275 juta jiwa di dunia menggunakan narkoba pada 2020.
Di dalam negeri, berdasarkan hasil survei penyalahgunaan narkoba tahun 2019 oleh Badan Narkotika Nasional (BNN), menunjukkan bahwa angka prevalensi penyalahgunaan narkoba di Indonesia mencapai 1,80 persen.
"Atau sekitar 3.419.188 jiwa, sehingga dapat dikatakan terdapat 180 dari tiap 10 ribu penduduk Indonesia berumur 15-64 tahun terpapar memakai narkoba," ujar Ma'ruf.
Ia mengatakan, permasalahan penanggulangan narkoba yang masih dihadapi Indonesia saat ini, antara lain banyaknya jaringan sindikat narkotika yang beroperasi dengan menyelundupkan narkoba melalui jalur laut. Hal ini berdampak pada meningkatnya kawasan bahaya narkoba di seluruh Indonesia.
"Peredaran narkoba sudah merambah hingga ke desa-desa serta melibatkan kalangan perempuan dan anak, baik sebagai kurir maupun penyalahguna," ungkapnya.
Selain itu, Ma'ruf menyoroti perubahan metode penyebaran narkoba yang sebelumnya secara tradisional beralih ke arah digital seiring perkembangan zaman.
"Kemudian juga transaksi narkoba bermutasi dari modus operandi tradisional beralih ke penggunaan teknologi secara daring dalam berbagai bentuk," ungkapnya.
Dengan kondisi penyebaran sedemikian rupa, Ma'ruf menegaskan jika perang melawan narkoba memerlukan kerja sama yang apik, baik di tingkat nasional maupun internasional.
"Utamanya kegiatan penyelidikan, tukar menukar informasi, dan operasi bersama. Berdasarkan data dan fakta yang terjadi sebagian besar narkoba berasal dari luar negeri," kata Ma'ruf.
"Antara lain sindikat narkoba kawasan segitiga emas dan kawasan bulan sabit emas. dikendalikan oleh sindikat internasional, kerja sama dengan sindikat dalam negeri," imbuhnya.
(dmi/ain)