Kementerian Kesehatan menyebut mutasi virus SARS-CoV-2 varian Delta B1617.2 menular enam kali lebih cepat dibanding varian Alfa B117. Dua varian virus corona itu sudah ditemukan di Indonesia.
"Kita tahu varian baru ini [Delta] kecepatan penularannya bisa enam kali dari varian Alfa. Nah ini yang membuat peningkatan kasus kita berjalan secara eksponensial," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes Siti Nadia Tarmizi dalam acara yang disiarkan YouTube Holopsis Channel, Selasa (29/6).
Namun, Nadia mengatakan sejauh ini belum ada bukti kuat yang menyatakan bahwa varian delta mampu menurunkan efikasi alias membuat vaksin tak ampuh lagi melawan Covid-19.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Juru Bicara Vaksinasi dari Kemenkes itu juga mengklaim semua jenis vaksin yang ada di Indonesia saat ini masih efektif untuk melawan varian dari mutasi virus yang tergolong 'Variant of Concern (VoC)'.
Varian yang dimaksud di antaranya varian Alfa, Beta, dan Delta. Nadia mengatakan efektifitas itu dibuktikan dengan adanya rekomendasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"Jadi belum ditemukan bukti yang cukup bahwa varian Delta ini kemudian menyebabkan terjadinya pengurangan dari efikasi sebuah vaksin," kata dia.
Di kesempatan yang sama, Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Slamet Budiarto menilai saat ini Indonesia tengah dilanda serangan ketiga. Gelombang Covid-19 sebelumnya yakni terjadi pascalebaran 2020 dan libur Natal dan Tahun Baru.
Slamet menilai serangan ketiga diperparah oleh varian Delta. Saat ini sudah tercatat 160 kasus dan tersebar di berbagai daerah.
"Varian Delta ini sangat infeksius sekali," kata Slamet.
Slamet lalu meminta agar pemerintah benar-benar fokus membatasi mobilitas warga baik dalam negeri maupun luar negeri. Dia menilai lonjakan penularan varian Delta imbas kepulangan PMI yang bekerja di India dan pulang ke Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.
"Jadi jangan sampai nanti ada varian Delta plus masuk lagi. Ketika kita bisa mengendalikan yang Delta tapi masuk Delta plus," ujarnya.
Data terakhir Badan Penelitian dan Pengembangan Kemenkes per 20 Juni mencatat sudah ada 211 kasus mutasi virus SARS-CoV-2 yang tergolong VoC yang berhasil teridentifikasi di Indonesia berdasarkan hasil Whole Genome Sequence (WGS) secara berkala. Rinciannya, 45 varian alpha, 6 varian beta, dan 160 varian delta.