Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) kembali membuka program Kampus Mengajar. Para mahasiswa nantinya akan mengajar di sekolah dengan imbalan biaya uang kuliah tunggal (UKT) dan insentif.
Pada Program Kampus Mengajar angkatan kedua ini, mahasiswa akan ditempatkan untuk mengajar di 3.700 SD dan 375 SMP di daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T).
Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemendikbudristek Aris Junaidi mengatakan pada angkatan ini pihaknya akan merekrut 17 ribu mahasiswa untuk menjadi pengajar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pesan saya untuk mahasiswa mari tahun ini kita optimalkan dan kita manfaatkan program-program yang sudah didesain sedemikian rupa dengan pendanaan yang full," kata Aris dalam keterangan tertulis, Rabu (30/6).
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Sub Pokja Kampus Mengajar Wagiran menjelaskan mahasiswa dari berbagai program studi bisa mengikuti program ini.
Syaratnya, mahasiswa tersebut sedang menempuh studi gelar sarjana atau sarjana terapan, minimal di semester 5 pada semester gasal Tahun Akademik 2021/2022.
"Program Kampus Mengajar Angkatan 2 ini terbuka untuk 4.700 institusi pendidikan tinggi yang berada di bawah naungan Ditjen Dikti dan terbuka semua program studi sarjana dan sarjana terapan," ujarnya.
Sama seperti angkatan sebelumnya, mahasiswa yang mengikuti program ini bakal mendapat nilai setara 12 satuan kredit semester (SKS) pada semester selanjutnya dan subsidi UKT hingga Rp2,4 juta.
Pendaftaran Kampus Mengajar ditutup hari ini. Seleksi berlangsung pada 1-30 Juli 2021. Mahasiswa yang dinyatakan mumpuni akan mengikuti pembekalan pada 1-15 Agustus. Kegiatan mengajar berlangsung pada 15 Agustus-17 Desember.
Untuk mengetahui lebih lanjut terkait mekanisme pendaftaran program Kampus Mengajar, kunjungi situs resmi Kampus Merdeka di https://kampusmerdeka.kemdikbud.go.id.
(fey/fra)