Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Aman Bhakti Pulungan menyindir kinerja Dinas Kesehatan sejumlah daerah Indonesia. Salah satu poin yang Aman soroti yakni mengenai sebaran data anak yang terpapar Covid.
Menurut Aman, Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat penularan Covid-19 pada anak tertinggi dunia. Ia pun menyalahkan Dinkes-dinkes di daerah yang tidak transparan dan mengirit tes PCR pada anak.
"Dinkes ini datanya ini tidak transparan dan irit-irit testingnya, terutama pada anak. Ini yang menjadi masalah. Akhirnya kita dapat kasusnya yang paling tinggi di dunia," kata Aman dalam sebuah diskusi virtual, Rabu (30/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19, sampai dengan Rabu (30/6) tercatat 12,6 persen kasus Covid merupakan anak usia 0-18 tahun. Artinya, ada sekitar 271.714 anak Indonesia yang terpapar Covid.
Jika dirinci lebih lanjut, sebanyak 9,7 persen atau sekitar 209.177 kasus positif merupakan kelompok usia 6-18 tahun. Sementara, jumlah anak usia 0-5 tahun yang terpapar Covid-19 mencapai 2,9 persen atau sekitar 62.537 anak.
Aman mengatakan, data-data tersebut bisa saja masih bisa bertambah, mengingat ada ketimpangan data di berbagai daerah. Selain itu, ia juga menyoroti kapasitas tes PCR di sejumlah daerah yang belum sesuai dengan standar WHO.
"Kita lihat DKI bagus, Indonesia masih di bawah. Jadi kita lihat, Yogyakarta tinggi, Riau tinggi, yang lain ini banyak sekali testing-nya tidak sesuai, diirit-irit, bahkan hanya antigen, tidak PCR. Ini jadi masalah," ujarnya.
Data Satgas Penanganan Covid-19 per (11/6) mencatat setidaknya 1,2 persen anak usia di bawah 18 tahun di Indonesia meninggal akibat virus corona.
Bila dihitung dari kumulatif kasus kematian secara keseluruhan, maka 1,2 persen itu kurang lebih 630 anak Indonesia.
Rinciannya hampir mirip, 0,6 persen datang dari usia 0-5 tahun, dan 0,6 persen lainnya datang dari usia 5-18 tahun.