Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, sebanyak 128 variant of concern atau mutasi baru corona terdeteksi di ibu kota. Dari jumlah itu, 87 persen atau 111 kasus di antaranya merupakan varian delta (B.1.617.2).
Pernyataan itu terungkap dalam dokumen presentasi yang disampaikan Anies dalam rapat koordinasi rencana Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat bersama Kemenko Kemaritiman dan Investasi, dan jajaran kepala daerah lain, Selasa (29/6).
"Varian Delta mendominasi sebesar 87 persen dari total temuan kasus varian baru yang telah diidentifikasi di Jakarta," demikian tertulis dalam dalam slide paparan Anies dikutip Rabu (30/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari mayoritas kasus varian Delta yang ditemukan, sisanya merupakan varian Alpha (B.1.1.7) sebanyak 11 kasus, disusul varian Beta (B. 1.351) sebanyak lima kasus, dan Kappa (B.1.617.1) dengan satu kasus.
Anies mengungkapkan, temuan variant of concern tersebut juga banyak pada kasus infeksi anak-anak dengan rentan usia 6-18 tahun. Rinciannya, 29 kasus pada usia 0-5 tahun.
Disusul 26 kasus pada warga berusia antara 6-18 tahun. Sisanya, 19-59 tahun dengan 71 kasus, lalu dua kasus pada usia 60 tahun ke atas atau lansia.
Kementerian Kesehatan telah mengingatkan bahwa varian baru corona, terutama Delta disebut enam kali lebih cepat menular dibanding beberapa varian lain.
Hal itulah yang menyebabkan laju penyebaran Covid-19 terus meningkat secara eksponensial dalam beberapa waktu terakhir.
"Kita tahu varian baru ini [Delta] kecepatan penularannya bisa enam kali dari varian Alfa. Nah ini yang membuat peningkatan kasus kita berjalan secara eksponensial," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes Siti Nadia Tarmizi dalam acara yang disiarkan YouTube Holopsis Channel, Selasa (29/6).
(thr/pris)