Stok Oksigen Menipis di RS Sardjito DIY, 6 Pasien Sudah Wafat

CNN Indonesia
Sabtu, 03 Jul 2021 23:57 WIB
Ilustrasi. Kebutuhan tabung oksigen meningkat hingga langka karena lonjakan pasien Covid-10. (CNN Indonesia/Adi Maulana Ibrahim)
Yogyakarta, CNN Indonesia --

Anggota Komisi D DPRD DI Yogyakarta, Muhammad Yazid, menyebut enam orang pasien Covid-19 di RSUP Dr Sardjito meninggal dunia akibat persoalan kelangkaan oksigen yang terjadi Sabtu (3/7) ini.

Hal itu disampaikan Jazid berdasarkan informasi yang ia peroleh dari sumber terpercayanya di RSUP Dr Sardjito per pukul 22.40 WIB tadi.

"Saya sudah konfirmasi, saya dengar enam (meninggal dunia)," kata Jazid ketika dikonfirmasi, Sabtu (3/7) malam.

Masih berdasarkan sumber kepercayaannya, ia menyebut setidaknya hingga sat dikonfirmasi tadi ada sekitar 20 pasien Covid-19 lagi di IGD RSUP Dr Sardjito yang membutuhkan suplai oksigen untuk membantu pernafasannya.

"Saya juga belum lama ini konfirmasi dengan teman-teman Sardjito. (Sumber) nggak bisa sebut nama. Tapi, insyaallah berita ini bisa dipertanggungjawabkan," ucapnya.

Jazid menegaskan pemerintah harus bertanggungjawab atas tragedi kemanusiaan ini.

"Kami sudah berkali-kali mengingatkan bahkan dua minggu yang lalu sebelum b 1617 ini masuk Jogja (DIY). Supaya sudah siap, termasuk kesediaan salah satunya oksigen," tegasnya.

"Sardjito RS kelas satu itu mestinya harus tidak terjadi seperti ini, kita sayangkan sekali. Dan juga pemerintah terutama pemerintah daerah harus antisipasi," tutupnya.

Sementara, Kepala Bagian Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito Banu Hermawan menyebut hari ini memang ada pasien meninggal di rumah sakitnya. Ia memastikan penyebab kematian pada sebagian pasien adalah kondisi klinis.

"Kalau yang sebelum [waktu] isya, itu memang [ada pasien meninggal] kondisi klinis. Tapi ini yang setelah isya ini saya belum bisa mendata lagi," kata Banu saat dikonfirmasi.

Ia pun menegaskan pihak RSUP Dr Sardjito tak bisa mengambil kesimpulan kelangkaan atau menipisnya stok oksigen di tempat tersebut turut memengaruhi sebagai penyebab kematian pasien-pasien.

"Kita tidak bisa menggeneralisasi bahwa mereka meninggal karena oksigen. Ini makanya saya masih koordinasi terkait hal tersebut," katanya.

Meskipun demikian, Banu menyebut ketersediaan oksigen di RSUP Dr Sardjito tidak habis secara total, namun tetap di ambang batas. Sehingga suplai ke masing-masing pasien tak bisa optimal.

"Bukan kok habis-bis, itu dalam artian oksigen yang keluar tidak maksimal. Sehingga suplai ke masing-masing rawat inap jadi berkurang. Ini kan oksigen sentral yang liquid itu," paparnya.

Solusinya, rumah sakit terpaksa memakaikan oksigen tabung kepada para pasien. "Kemudian mengurangi oksigen di pasien yang sudah agak membaik, kita hentikan oksigen dulu sementara untuk menyuplai yang kondisi tidak baik," tambahnya.

Saat ini, kata Banu, pasokan oksigen tambahan juga tengah didatangkan oleh penyedia dari luar kota. Ia memperkirakan oksigen tersebut tiba dengan segera.

Sebelumnya, dalam keterangannya, Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sardjito mengajukan permohonan dukungan oksigen untuk penanganan pasien Covid-19 menyusul terjadinya lonjakan pemakaian.

Permohonan tersebut disampaikan Direktur Utama RSUP Dr Sardjito Rukmono Siswishanto melalui surat yang ia tujukan kepada Menteri Kesehatan dan sejumlah pejabat terkait di DIY.

Rukmono menyatakan lewat surat tersebut ia mengonfirmasikan kepada Kemenkes bahwa persediaan oksigen kian tergerus seiring adanya peningkatan kasus Covid-19. Maka dari itu pihaknya telah mencoba berkoordinasi dengan berbagai pihak guna memperoleh pasokan oksigen dari penyedia maupun sumber lain.

"Tetapi sampai saat int masih mengalami kendala dan pasokan oksigen diperkirakan paling cepat akan datang ke RSUP Dr Sardjito Yogyakarta pada hari Minggu tanggal 4 Juli 2021 pukul 12.00 WIB," tulis Rukmono dalam keterangannya, Sabtu (3/7).

Dituliskan Rukmono, persediaan oksigen sentral di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta akan mengalami penurunan pada hari ini pukul 16.00 WIB. Kemudian, diperkirakan habis pada pukul 18.00 WIB.

Kondisi ini disebut berisiko pada keselamatan pasien yang dirawat, baik pasien Covid-19 maupun non-Covid-19.

Banu mengatakan, RSUP Dr Sardjito telah memprediksi terjadinya hal ini sejak 3-4 hari lalu. Maka dari itu pihaknya telah meminta pasokan tambahan dari berbagai pihak. Namun, oksigen yang datang jumlahnya belum memadai perkiraan pemakaiannya.

"Kita minta penyedia oksigen memang semua terjadi keterlambatan di seluruh Indonesia. Sampai puncaknya pagi tadi, kita minta ke mana-mana supaya dikirim oksigen," ujar Banu.

(kum/kid)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK