Pemerintah Ajak Lindungi Sesama Lewat Aksi Kecil Bersama

KPCPEN | CNN Indonesia
Minggu, 04 Jul 2021 12:05 WIB
Aksi kecil yang dimaksud adalah pengetatan disiplin protokol kesehatan sesuai ketetapan, yang menjadi wujud peran sebagai warga negara yang saling melindungi.
Ilustrasi. Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru Reisa Broto Asmoro mengatakan, situasi darurat saat ini membutuhkan aksi nyata kecil dengan mengetatkan disiplin protokol kesehatan, bukan hanya oleh satu atau dua orang. (Foto: CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia --

Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru Reisa Broto Asmoro mengatakan, situasi darurat saat ini membutuhkan aksi nyata kecil dengan mengetatkan disiplin protokol kesehatan, bukan hanya oleh satu atau dua orang.

Aksi tersebut dapat dilakukan dengan mematuhi aturan pembatasan mobilitas dan di rumah saja, berani dan menyegerakan dites saat demam, batuk, pilek atau kontak erat dengan kasus positif, jujur saat ditelusuri petugas pelacak kasus, serta melaporkan diri ke puskesmas yang dipercaya berujung pada keberhasilan mengendalikan penularan Covid-19.

"Satu tindakan kecil kita berarti ribuan, bahkan jutaan nyawa selamat dan kembali beraktivitas dengan sehat. Mari tunjukkan peran kita sebagai warga negara yang peduli untuk saling melindungi," ujar Reisa, Sabtu (3/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Reisa, Covid-19 paling mudah menular pada kondisi ruangan tertutup, kesempatan pertemuan berdurasi lebih dari 15 menit, dan interaksi jarak dekat, keramaian. Begitu juga aktivitas bernyanyi, berbicara, tertawa, terutama pada saat tidak memakai masker saat berinteraksi dengan orang lain, juga membuka risiko penyebaran percikan droplet.

"Maka penggunaan masker dengan benar dan konsisten adalah protokol kesehatan paling minimal yang perlu diterapkan semua orang saat ini, sekarang juga tanpa terkecuali," ujar Reisa.

Dia kemudian menjelaskan, masker yang dapat melindungi adalah masker bedah dan masker N95. Dalam situasi saat ini, penggunaan masker sekali pakai sebanyak dua lapis menjadi pilihan terbaik, karena menurunkan risiko droplet atau percikan air masuk ke rongga mulut dan hidung.

Sebelum seseorang memakai masker, Reisa mengingatkan untuk mencuci tangan terlebih dahulu. Masker bedah digunakan sebagai lapisan pertama, dan pastikan kawat tipis di bagian atas masker bedah ditekan ke arah wajah sehingga bentuknya mengikuti bentuk hidung. Lalu, lapisi dengan masker kain yang terdiri dari 3 lapis kain.

Masker kain yang dipakai pun harus berukuran pas. Pastikan tali atau karet masker kain dikaitkan dengan baik pada telinga atau diikat di bagian belakang kepala. Coba hembuskan napas dan rasakan apakah masih ada udara yang mengalir dari sisi atas dan sisi samping masker. Bila masih ada udara, atur kembali posisi dan kekencangan masker.

Selain itu, pastikan kenyamanan bernapas dan tidak merasa pusing atau berkunang-kunang karena pemakaian dua masker. Ganti masker setiap empat jam sekali, dan buka hanya apabila tidak ada orang lain dalam jarak dua meter. Tak lupa, cuci tangan sebelum dan sesudah membuka masker.

"Masker bedah harus dibuang setelah sekali pakai, meski ditutupi masker kain. Sementara itu, masker kain masih bisa digunakan kembali, tetapi harus dicuci terlebih dulu sampai bersih," kata Reisa.

Reisa menambahkan, mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer harus dilakukan berulang kali, terutama setelah menyentuh benda yang disentuh orang lain seperti gagang pintu atau pegangan tangga. Menyentuh daerah wajah dengan tangan juga perlu dihindari.

"Dan ingat pakai hand sanitizer bukan asal basah atau asal semprot. Tetap lakukan enam langkah seperti mencuci tangan dengan air dan sabun. Pastikan merata ke semua bagian tangan dan jari-jari," ujar Reisa.

Frekuensi mencuci tangan yang sering dapat membunuh ribuan kuman yang ada di tangan. Bukan saja dari Covid-19, tetapi juga dari bakteri virus lain.

Lebih jauh, Reisa mendorong masyarakat untuk beraktivitas dari rumah saja karena berinteraksi hanya dengan orang-orang yang tinggal serumah adalah pilihan paling aman. Jika harus meninggalkan rumah, maka harus diupayakan jarak minimal 2 meter saat berinteraksi dengan orang lain.

Kalaupun harus kontak dengan orang lain, lanjut Reisa, harus memperhatikan ventilasi udara, durasi kontak, dan jarak interaksi untuk meminimalkan risiko penularan. Yang terbaik, berada di ruang terbuka dengan sirkulasi udara yang bagus, meski tetap tidak dianjurkan untuk berlama-lama.

Sementara bagi yang tetap harus bekerja di kantor, Reisa mengingatkan untuk memastikan jadwal serta kategori industri dan pelayanan sesuai aturan pemerintah dalam masa PPKM Darurat, dan bergantian atau menerapkan rotasi. Adapun ruangan kantor harus selalu disemprot disinfektan dan diupayakan memiliki ventilasi udara yang baik.

"Buka pintu dan jendela. Jika pintu atau jendela tidak dapat dibuka, maka air purifier dengan hepa filter dapat digunakan di dalam ruangan," kata Reisa.

(rea)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER