Ikatan Dokter Indonesia (IDI) membuka masalah yang didapati tenaga kesehatan (nakes) selama pandemi covid-19. IDI menilai pemerintah kurang serius menangani sederet masalah tersebut.
"Ini kondisi perang, tapi diperlakukan seperti normal. Sehingga tagihan covid yang triliunan itu belum bisa diselesaikan," kata Wakil Ketua Umum PB IDI Slamet Budiarto dalam Rapat Kerja di Komplek DPR/MPR, Senayan, Jakarta, Senin (5/7).
Ungkapan tersebut disampaikan Slamet di hadapan pimpinan dan anggota Komisi IX DPR hingga Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang hadir secara daring dalam rapat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan ada banyak masalah dalam penanganan pandemi covid-19 yang dihadapi nakes. Seperti kekurangan sumber daya manusia, banyaknya nakes yang terpapar covid-19, minimnya alat kesehatan di rumah sakit, hingga tagihan kesehatan yang belum dibayar.
Namun menurut Slamet, respons pemerintah menanggapi beberapa kendala tersebut masih kurang maksimal. Misalnya, perkara dorongan dari IDI agar mahasiswa kedokteran diluluskan dari Ujian Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Kedokteran (UKMPPD).
"Kami sudah rapat dengan menko PMK, [fakultas] kedokteran dan Kemenkes kemudian Ditjen Dikti. Sudah sepakat meluluskan dan menerjunkan di pelayanan, tapi belum dieksekusi Ditjen Dikti. Maka kami mohon Komisi IX percepat pemenuhan dokter untuk tangani covid," tuturnya.
Kemudian terkait dorongan IDI agar nakes segera diberikan vaksin dosis ketiga. Ia mengatakan hal ini penting melihat masih adanya kasus covid-19 dengan gejala sedang hingga kasus meninggal yang didapati pada nakes.
Slamet juga menyoroti minimnya pasokan oksigen di rumah sakit. Ia mengungkap pasokan tambahan oksigen yang diterima rumah sakit hanya bertahan sehari karena melonjaknya kasus yang dirawat.
Diketahui, belakangan kasus covid-19 melonjak tinggi dibanding laju sebelumnya. Pemerintah pun memutuskan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat demi menanggulangi pandemi.
Sementara kapasitas rumah sakit di sejumlah daerah, khususnya di Pulau Jawa, mulai kewalahan menangani pasien bergejala. Kebutuhan akan oksigen pun terus meningkat.
(fey/ain)