Nakes Lampung Korban Pengeroyokan Dilaporkan Balik ke Polisi
Perawat bernama Rendi yang bertugas di Puskesmas Kedaton, Bandar Lampung dan terduga pelaku pengeroyokan saling lapor ke polisi usai terlibat perkelahian terkait persoalan tabung oksigen.
Kasat Reskrim Polres Bandar Lampung, Kompol Resky Maulana mengatakan bahwa terduga pelaku turut merasa bahwa dirinya menjadi korban dalam peristiwa itu.
"Mereka saling lapor. Merasa sama-sama benar, makanya kami lakukan penyelidikan secara menyeluruh antara kedua versinya," kata Resky saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (6/7).
Menurutnya, terduga pelaku merasa dipukul terlebih dahulu oleh perawat ketika terlibat adu mulut di Puskesmas.
Hanya saja, polisi belum dapat menyimpulkan peristiwa tersebut secara utuh. Penyidik, kata dia, masih akan mengklarifikasi korban dan terduga pelaku dalam peristiwa ini.
Menurut Reski, perawat yang saat ini dirawat inap di RSUD Abdoel Moeloek telah dimintai keterangan awalnya.
"Tapi saksi di karyawan puskes sudah kami periksa. Sudah diajukan juga visum dari keduanya, sudah kami ajukan," tambah dia.
Dari informasi awal, pengeroyokan itu diduga terjadi saat terduga pelaku mencoba meminta tabung oksigen dari Rendi yang tengah bertugas di Puskesmas Kedaton.
Menurut dia, pelaku memerlukan oksigen untuk digunakan orang tuanya yang tengah kritis.
"Sampai di puskes itu, memang terjadi cekcok mulut karena satu posisinya diminta pasiennya hadir, ternyata tidak ada pasien," kata Resky.
"Kedua disampaikan tidak ada oksigen. Nah, karena mungkin penyampaiannya itu kurang berkenan, maka cekcok mulut kemudian ada perkelahian," tambah dia.
Wali Kota Bandarlampung Eva Dwiana mengutuk aksi itu dan berjanji akan menindaklanjutinya ke ranah hukum.
Dia menegaskan polisi telah berkoordinasi dengan kepolisian agar kasus pengeroyokan perawat ini dapat diusut tuntas karena menurut keterangan korban, salah satu dari pelaku penganiayaan tersebut mengaku keluarga pejabat.
Menurut dia, tim medis atau nakes tidak pantas diperlakukan seperti itu karena mereka telah bekerja 24 jam untuk melayani masyarakat.
"Jadi siapa pun orangnya mau dia keluarga pejabat atau bukan tidak boleh melakukan tindakan seperti ini, apalagi tim medis kota ini sudah maksimal melakukan pelayanan siang malam untuk warga," kata dia.
(mjo/wis)