ANALISIS

Krisis Parah Covid-19 dan 'Dua Matahari' di Tangan Jokowi

CNN Indonesia
Rabu, 07 Jul 2021 13:23 WIB
Setahun lebih pandemi global Covid di Indonesia, Presiden Jokowi beberapa kali merombak panglima yang memimpin penanganan dan penanggulangannya di RI.
Petugas medis menyuntikkan vaksin pada warga saat pelaksanaan layanan Mobil Keliling Vaksinasi COVID-19 di kawasan Ngarsopuro, Solo, Jawa Tengah, Selasa (15/6/2021). (ANTARA FOTO/Maulana Surya)

Terkait manajemen pemerintah RI dalam menangani pandemi selama ini, Trubus melihat yang dilakukan Jokowi dan jajarannya hanya mengutak-atik diksi dalam kebijakan yang telah diterapkan. Padahal dalam peraturan perundang-undangan sendiri telah ditegaskan langkah kebijakan yang harus diambil saat menghadapi wabah atau pandemi yang salah satunya UU 6/2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan.

Namun, kata Trubus, pada prinsipnya kebijakan yang diambil pemeritnah pusat tak ada perubahan yang signifikan untuk menangani pandemi Covid di RI. Ia berkata demikian melihat fakta di lapangan, dengan pernyataan Jokowi yang kerap menegaskan bahwa fokus utama pemerintah dalam menangani pandemi ialah kesehatan dan keselamatan masyarakat.

Hal itu diungkapkan dirinya dalam banyak momentum. Misalnya, saat membuka Sidang Kabinet Paripurna untuk Penanganan Kesehatan dan Pemulihan Ekonomi Tahun 2021 tahun lalu. Ataupun saat memberikan pidato dalam satu tahun wabah corona menjangkit di Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Prioritas pemerintah sejak awal pandemi sudah sangat jelas, keselamatan dan kesehatan masyarakat adalah hal yang utama," kata Jokowi dalam pidato yang ditayangkan kanal Youtube Sekretariat Presiden, Kamis (4/3).


Berkaca dari Negara Lain

China, Singapura, Taiwan, Australia, Vietnam, hingga Amerika Serikat dianggap sebagai negara-negara yang baik dalam mengendalikan pandemi.

Keberhasilan mereka dalam menekan kasus positif dan jumlah warga yang terpapar dinilai merupakan buah dari pengambilan keputusan oleh pimpinan negara yang tepat.

Ujang mencontohkan, Amerika yang kini dipimpin Presiden Joe Biden telah banyak berbenah dari pemimpin sebelumnya, Donald Trump. Biden, dinilai seringkali menyebarkan semangat positif kepada warganya di tengah pandemi.

"Sekarang Biden sangat tegas, kemarin tanggal 4 Juli ulah tahun (Amerika), dia mengatakan bahwa kita merdeka dari corona," kata Ujang sembari mencontohkan pernyataan Biden.

Dalam hal ini, Ujang merujuk pada pernyataan Biden dalam perayaan Hari Kemerdekaan AS atau Fourth of July pada 4 Juli 2021 lalu di halaman selatan Gedung Putih.

Kala itu, Biden menyebut bahwa negeri Paman Sam itu tengah bangkit ke kehidupan normal baru pasca pandemi menyerang negeri itu. Biden, optimistis di bawah kepemimpinannya, bangsa Amerika akan kembali bersatu setelah sempat terpecah-belah selama pendahulunya, Presiden Donald Trump, menjabat.

Selain itu, arah kebijakan di AS juga dinilai oleh Ujang sangat jelas. Mereka mengejar herd immunity atau kekebalan komunal sehingga menggalakan proses vaksinasi.

Negara Paman Sam itu kini mencatat 157 juta atau 47,8 persen populasi Negeri Paman Sam telah melakukan vaksinasi lengkap.

Kemudian, Perdana Menteri Singapura, Lee Hsein Loong juga sempat mengeluarkan pernyataan bahwa negaranya tengah menyusun pesan jalan untuk hidup secara normal bersama Covid-19. Singapura, bahkan akan mempersiapkan warga untuk melihat Covid sebagai endemik yang mirip seperti influenza.

Ke belakang, akhir 2019, saat wabah Covid mulai terdeteksi di Wuhan, China, pemerintah Singapura pun tampak mempersiapkan dengan matang langkah kebijakan negara--terlepas warga dan luas wilayah yang kecil namun bermodal kuat. Dan, ketika pandemi global berlangsung, Lee Hsein Loong pun terpantau kerap turun langsung berbicara setiap ada momentum darurat atau spesial terkait penanganan Covid.

Kemudian Vietnam, selama ini dinilai menjadi negara lain di ASEAN yang terbilang sukses menangani pandemi. Pelacakan kontak dan pemeriksaan yang dilakukan pemerintah daerah secara cermat dinilai menjadi jurus ampuh Vietnam berhasil mengendalikan penularan corona di negara. Vietnam juga menjadi salah satu negara yang dengan cepat melarang masuk warga negara asing dan menerapkan karantina ketat hingga pembatasan aktivitas ekonomi.

Berkaca dari itu semua, Ujang mengatakan arahan kebijakan yang terukur seperti itu perlu untuk dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Namun, kata dia, harus tetap memperhatikan fakta-fakta yang dialami oleh masing-masing negara.

"Mereka menyatakan seperti itu sudah terukur dan sudah berdasarkan fakta-fakta lapangan," ucap dia."Misalkan Singapura menyatakan seperti itu [peta jalan hidup normal bersama Covid], mereka sudah divaksin semua warga negaranya." 

(mjo/kid)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER