Ketersediaan oksigen medis untuk pasien terpapar virus corona (Covid-19) di RS Bhina Bakti Husada Rembang, Jawa Tengah, menipis dan hanya cukup untuk 3-4 hari ke depan. Stok oksigen liquid terkini untuk 60-70 pasien Covid-19 sampai pagi ini tersisa 1.900 liter.
Direktur RS Bhina Bakti Husada Rembang Bobet Evih Hedi Ihnuna Rusep mengatakan idealnya mereka membutuhkan minimal 3.000 liter oksigen untuk kebutuhan pasien dalam seminggu. Itu pun belum termasuk stok cadangan untuk antisipasi kemungkinan-kemungkinan terburuk.
"Dari pemerintah memang belum ada [bantuan]. Kami menipis stoknya, kemarin baru datang 2.000 liter, mungkin pagi ini tinggal 1.900 liter, oksigen liquid. Dengan kebutuhan pasien dengan jumlah 60an saat ini, paling ya hanya cukup untuk 3-4 hari," kata Bobet saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (9/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bobet mengatakan, pihaknya sudah berupaya menghubungi vendor langganan RS mereka, namun mereka tak menyanggupi karena permintaan sudah maksimal. Pihaknya lantas menghubungi Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Rembang untuk meminta bantuan tambahan oksigen medis.
Dinkes, kata dia, kemudian meminta dirinya mengisi formulir pengajuan lewat aplikasi pemerintah daerah. Itu sudah dilakukan namun hingga kini bantuan tersebut belum datang. Bobet juga mengaku telah menghubungi Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) Jawa Tengah namun juga belum membuahkan hasil.
Bobet lantas khawatir sebab dirinya berkaca pada kasus kematian pasien di RSUP dr Sardjito di DIY akibat sempat kekurangan stok oksigen. Akhirnya, ia meminta bantuan salah satu rekannya untuk menghubungi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo lewat cuitan di akun Twitter @nophiieta malam kemarin.
"Saya panik kalau seperti RSUP dr Sardjito. Jadi semua saya telepon, saya ikut rapat bupati, saya telpon Dinkes, Persi, minta bantuan. Kalau pun pak Ganjar harus tahu ya bagus, dari pada ada yang meninggal pasien Covid-19, karena itu nyawa," kata dia.
Ganjar pun sempat merespons cuitan akun @nophiieta. Ganjar bertanya apakah pihak RS Bhina Bakti Husada Rembang sudah mengisi aplikasi JOSS, ia juga bertanya apakah pihak RS sudah mengikuti rapat bersama yang diadakan siang kemarin.
Merespons itu, Bobet mengatakan pihaknya sudah rampung mengisi formulir di aplikasi JOSS.
Ia juga mengatakan pihaknya tak sempat mengikuti rapat lantaran informasi baru didapatkan 30 menit sebelum pelaksanaan rapat melalui WhatsApp, sementara saat itu RS menurutnya sedang dalam kondisi sibuk mencari stok oksigen di luar.
Namun demikian, Bobet menyebut saat ini pihaknya sudah berkomunikasi dengan pemerintah provinsi Jawa Tengah untuk pengisian formulir pengajuaan oksigen medis tambahan. Ia pun berharap pengajuan kali ini segera mendapat perhatian.
Menurutnya, saat ini kondisi pasien yang dirawat di RS Bhina Bakti Husada Rembang sudah penuh dengan gejala ringan-sedang. Dari total kapasitas 60 tempat tidur, keseluruhannya telah terisi bahkan lebih. Kurang lebih 10 pasien Covid-19 masih antre di IGD, dan mereka juga membutuhkan pemenuhan oksigen.
"Kami lagi kontak dengan orang provinsi, tapi kendalanya kalau daerah kan komunikasi dengan daerah. Kadang gerakan provinsi cepat, tapi mungkin informasinya belum ke daerah. Nah, kalau daerah belum dapat kita ya belum dapat," ujar Bobet.
Kondisi stok oksigen menipis juga sempat terjadi di RSUP dr Sardjito, Sleman, DIY, beberapa hari lalu. Akibatnya, 33 pasien diketahui meninggal pasca oksigen central habis. Pemerintah kemudian mengalokasikan jatah oksigen medis untuk penanganan pasien Covid-19 maupun non-Covid sebanyak 47,6 ton sehari di DIY.
Pemerintah pun menegaskan seluruh produksi oksigen di dalam negeri 100 persen digunakan untuk penanganan Covid-19. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sebelumnya juga menyatakan telah berkomitmen untuk menyediakan 2.000 ton suplai oksigen medis dalam sehari sebagai upaya mitigasi lonjakan kasus virus corona yang terjadi belakangan.
Upaya itu akan dilakukan selama PPKM Darurat di Pulau Jawa-Bali. mantan wakil menteri BUMN itu juga memastikan pemerintah akan memprioritaskan transportasi dan menambah armada untuk distribusi tabung oksigen medis.
(khr/wis)