Lapor Covid-19: 74 Nakes Meninggal dalam 3 Hari, Total 1.141
Koalisi Warga Lapor Covid-19 mencatat dalam kurun waktu tiga hari terakhir setidaknya 74 tenaga kesehatan (nakes) gugur saat melawan pandemi virus corona (Covid-19).
Secara keseluruhan per 9 Juli sebanyak 1.141 nakes dinyatakan meninggal dunia selama 16 bulan pandemi covid-19 menjangkiti Indonesia.
Para nakes tersebut terdiri dari dokter umum dan spesialis, dokter gigi, perawat, bidan, petugas ambulans, apoteker, ahli teknologi laboratorium medik (ATLM), dan nakes lainnya.
Rinciannya, dokter sebanyak 434 orang, perawat 373 orang, bidan 167 orang, dokter gigi 46 orang, ATLM 32 orang, dan apoteker 10 orang. Kemudian, petugas rekam radiologi 6 orang, sanitarian 5 orang, petugas ambulans 3 orang, dan terapis gigi 3 orang.
Selanjutnya, tenaga farmasi 3 orang, elektromedik 3 orang, epidemiolog 2 orang, entomolog seorang, fisikawan medik seorang, dan nakes lainnya 52 orang.
"Mereka yang telah pergi tak akan kembali. Tapi kenangan tidak boleh padam. Para tenaga kesehatan yang gugur melawan covid-19 bukan hanya angka-angka. Mereka memiliki kisah dan relasi sosial di masa lalu. Mereka juga punya peran dalam kehidupan kita kini dan kelak. Mereka akan terus abadi," tulis Lapor Covid-19 dalam situsnya, Jumat (9/7).
Merespons jumlah kematian nakes yang terus bertambah, Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) sebelumnya juga telah mengeluarkan lima rekomendasi kepada pemerintah pusat.
Pertama, mendesak agar pusat dan daerah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sesuai dengan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan dan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 tentang PSBB dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
Kedua, Persi meminta agar pemerintah pusat menyelamatkan fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes). Mereka mendesak agar pemenuhan sumber daya baik tenaga kesehatan, logistik, dan biaya operasional dijamin pemerintah.
Persi juga meminta agar pemerintah mempermudah proses klaim pembayaran RS, sebab selama ini rantai untuk penagihan klaim itu tidak mudah dikarenakan tidak semua RS memiliki kemampuan IT yang baik, sehingga membuat proses klaim jadi lama.
Ketiga, Persi mendesak agar pemerintah pusat menyelamatkan nyawa tenaga kesehatan. Sebab, SDM saat ini berkurang lantaran banyak yang terpapar covid-19 meski sudah mendapat dua dosis lengkap vaksin covid-19.
Selain itu, melonjaknya pasien membuat jam kerja bertambah sehingga menyebabkan kecapaian. Persi lantas meminta agar pemerintah memberikan dukungan psikologis dan memberikan mereka insentif yang memadai dan tepat waktu.
Keempat, pemerintah pusat diminta dengan serius meningkatkan kapasitas tes dan telusur atau memperbaiki usaha di hulu.
Kelima, Persi meminta pemerintah terus menggenjot upaya pemberian vaksin covid-19 kepada warga sasaran.
(khr/psp)