Dua Pegawai Kejari Jakpus Meninggal Kesulitan Dapat Faskes

CNN Indonesia
Senin, 12 Jul 2021 22:07 WIB
Kajari Jakpus mengatakan tingginya kasus aktif Covid di DKI turut berpengaruh pada ketersediaan faskes, belum lagi ditambah ketersediaan oksigen tabung.
Ilustrasi. Proses pemulasaraan dengan menggunakan protokol Covid-19. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Jakarta Pusat Riono Budi Santoso menyebutkan dua pegawainya yang meninggal dunia karena paparan Covid-19 akibat kesulitan mendapatkan fasilitas kesehatan (faskes).

Menurut Riono, tingginya kasus aktif di DKI dan keterisian tempat tidur rumah sakit merupakan dampak dari mudahnya penularan virus corona, terutama yang varian baru.

"Lingkungan dekat juga sudah ada yang jadi korban, termasuk di Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat, sudah ada dua pegawai yang meninggal karena Covid-19, itu juga karena kesulitan mendapatkan akses kesehatan," kata Riono di RSUD Tarakan Jakarta Pusat, Senin (12/7) seperti dikutip dari Antara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Riono mengakui bahwa selain ketersediaan tempat tidur yang penuh, sebagian rumah sakit juga kekurangan armada untuk distribusi oksigen. Padahal, ketersediaan dan lancarnya distribusi oksigen sangat diperlukan bagi pasien Covid-19.

Oleh karena itu, Kejaksaan Tinggi (Kejati) DKI Jakarta dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pun memberikan bantuan armada untuk pengisian tabung oksigen bagi sejumlah RSUD, salah satunya di RSUD Tarakan.

Guna melengkapi bantuan kendaraan dari Kejati DKI Jakarta, Pemprov DKI Jakarta juga menurunkan armada dari Dinas Sumber Daya Air dan Dinas Lingkungan Hidup untuk pengisian tabung oksigen.

Direktur Utama RSUD Tarakan Dian Ekowati mengakui kekurangan dokter untuk menangani pasien terlihat dari keterisian tempat tidur (bed occupancy rate) yaag sudah melebihi kapasitas.

"Yang kami harapkan adalah ketersediaan dari SDM-nya. Untuk RS lapangan ini, dokter-dokter relawannya kami masih membutuhkan sekitar lima orang lagi untuk operasional," kata Dian.

Dian menjelaskan sejak Juni, RSUD Tarakan telah meningkatkan kapasitas untuk pasien Covid-19 dengan penambahan sampai 250 tempat tidur. Meskipun demikian,  jumlah pasien yang dirawat bisa mencapai 300-400 orang, sehingga banyak yang masih tertahan di IGD.

Oleh karenanya, RSUD Tarakan pun memasang dua tenda darurat di SDN 02 Cideng, Jakarta Pusat sebagai RS Lapangan guna menampung pasien rawat inap COVID-19.

Selain keterisian tempat tidur yang melebihi kapasitas, Dian juga memaparkan bahwa pihaknya masih kekurangan tabung oksigen untuk memberikan suplai kepada para pasien.

Sementara itu di tempat terpisah, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, penambahan kasus harian kembali memecahkan rekor, Senin (12/7). Riza menyebut, hari ini ada tambahan 14.619 kasus positif di Jakarta.

"Memang kalau melihat data, positif hari ini meningkat ya sampe 14.619, ini rekor ya," kata Riza di Balai Kota Jakarta, Senin.

Rekor penambahan kasus harian sebelumnya terjadi pada Minggu (11/7). Berdasarkan data Dinas Kesehatan DKI Jakarta, dalam satu hari kemarin ada penambahan 13.133 kasus positif di Jakarta. Dengan demikian, jumlah kasus positif secara kumulatif sampai dengan hari ini mencapai angka 677.061 kasus.

Untuk tingkat kematian, per Senin, Satgas Covid-19 mencatat di DKI Jakarta ada 123 kasus meninggal. DKI juga melaporkan kasus terkonfirmasi dan sembuh tertinggi, yakni 14.619 kasus positif dan 20.478 kasus sembuh.

(antara/kid)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER