Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengklaim mencampur vaksin Covid-19 merek Sinovac dan Moderna dapat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap mutasi varian virus corona.
Dia menyebut langkah ini telah disetujui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI).
"Saya bisa kirim studinya, ini sudah disetujui BPOM dan ITAGI. Mencampur atau combining dua jenis itu (vaksin) membuat lebih tahan kombinasi varian yang ada," kata Budi dalam rapat bersama Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Selasa (13/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini mayoritas tenaga kesehatan di Indonesia sudah menerima vaksin Covid-19 pada tahap pertama vaksinasi. Pada tahap itu, vaksin yang digunakan adalah Sinovac.
Budi mengatakan Moderna memiliki efikasi vaksin yang lebih tinggi, sehingga diharapkan dapat memberikan proteksi lebih pada tenaga kesehatan pada penyuntikan dosis ketiga.
Jika didapati ada tenaga kesehatan yang belum mendapatkan vaksinasi dosis pertama dan kedua, kata Budi, maka mereka akan divaksin terlebih dahulu dengan merek Sinovac.
Budi menegaskan vaksinasi dosis ketiga dengan vaksin Moderna hanya diberikan kepada tenaga kesehatan karena jumlahnya yang terbatas.
"Karena semua powerful people will ask for this. Yuk, kita beri ke nakes dulu, karena bisa kita lindungi lebih cepat," kata dia.
Budi mengatakan vaksinasi dosis ketiga untuk tenaga kesehatan rencananya dimulai pekan ini.
Keputusan memberikan dosis ketiga diambil karena banyak tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19 dengan gejala meskipun sudah dapat dua dosis vaksin.
Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengimbau masyarakat untuk tidak sembarang mencampurkan penggunaan vaksin Covid-19 dari beda merek.
Kepala Tim Ilmuwan WHO Soumya Swaminathan mengingatkan tindakan mencampur vaksin beda merek sebagai 'tren yang berbahaya'. Hingga saat ini, belum ditemukan bukti mengenai efeknya untuk kesehatan.
"Ada tren yang berbahaya saat ini. Kita saat ini belum memiliki bukti soal mencampur dan mencocokkan [vaksin beda merek]," ujar Soumya, dalam sebuah pertemuan daring, melansir Reuters.
![]() |