Menkes Akui Masalah Isoman: Banyak yang Tak Perlu Masuk RS

CNN Indonesia
Selasa, 13 Jul 2021 21:34 WIB
Lonjakan pasien Covid-19 di rumah sakit wilayah Bekasi, Jawa Barat. Menkes Budi Gunadi menyebut sebenarnya banyak pasien Covid yang tak perlu masuk RS. (AP/Achmad Ibrahim)
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengakui bahwa pelaksanaan isolasi mandiri (isoman) pasien Covid-19 bermasalah. Banyak pasien yang seharusnya dirawat di rumah sakit tak tertampung di RS karena penuh.

Sebaliknya, kata Budi, banyak pasien Covid-19 yang seharusnya bisa menjalani isoman di rumah tapi malah dirawat di rumah sakit.

"Soal isoman, memang ini juga jadi masalah di kita karena banyak orang yang tidak masuk rumah sakit karena rumah sakitnya penuh. Kita juga mengamati banyak sebenarnya yang tidak perlu dulu masuk rumah sakit, sudah masuk rumah sakit, sehingga buat rumah sakit penuh," kata Budi dalam Rapat Kerja dengan Komisi IX DPR secara daring, Selasa (13/7).

Ia menyampaikan, ada tiga kriteria pasien Covid-19 yang seharusnya menjalani perawatan di rumah sakit yaitu saturasi oksigen di bawah 94 persen, mengalami sesak nafas, dan memiliki komorbid atau penyakit penyerta.

Menurutnya, pasien Covid-19 yang tidak memenuhi tiga kriteria tersebut seharusnya menjalani isoman di rumah. Budi berkata, hal itu lebih baik dan memberikan peluang pasien tersebut untuk sembuh.

"Kalau saturasi di atas 94 persen, tidak ada sesak nafas, kemudian tidak ada komorbid, kalau kita positif, tinggal di rumah lebih aman, kans untuk sembuh besar," tutur Budi.

"Kalau salah satu [dari tiga kriteria] itu terjadi, itu saatnya kita ke rumah sakit," imbuhnya.

Bila hal itu dijalankan, Budi menambahkan, maka rumah sakit hanya merawat pasien Covid-19 yang benar-benar membutuhkan perawatan medis.

"Orang yang seharusnya tidak masuk, bisa stay di rumah untuk memberi kesempatan bagi orang yang lebih parah dari dia untuk masuk," ujar Budi.

Sebelumnya, Budi mengatakan rumah sakit di 12 provinsi memiliki kapasitas tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) yang tergolong kritis untuk pasien Covid-19.

Mengutip data yang dipaparkan Budi, 12 provinsi memiliki BOR di zona merah. Provinsi tersebut adalah Banten dengan 91 persen, D.I. Yogyakarta 90 persen, DKI Jakarta 86 persen, dan Lampung 86 persen.

Kemudian Jawa Barat 85 persen, Kalimantan Timur 85 persen, Jawa Tengah 83 persen, Jawa Timur 82 persen, Sumatera Selatan 80 persen, Papua Barat 79 persen, Kepulauan Riau 76 persen, dan Bengkulu 70 persen.

Budi mengatakan peningkatan jumlah pasien di rumah sakit masif terjadi setelah libur panjang Idulfitri 2021. Dalam kurun waktu tujuh minggu, jumlah pasien naik 70 ribu orang.

"[Kita punya kapasitas] sekitar 120 ribu tempat tidur. Sebelum Lebaran yang diisi cuma 23 ribu. Jadi kita punya room banyak. Dalam 6-7 minggu terakhir, angka sudah naik ke 90 ribu," kata Budi.

Infografis Daftar Rumah Sakit Rujukan Virus Corona. (CNN Indonesia/Basith Subastian)
(mts/pmg)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK