Oksigen Beda Vendor, 250 Tabung RS Muhammadiyah Yogya Ditarik

CNN Indonesia
Selasa, 13 Jul 2021 21:15 WIB
Sebanyak 250 tabung oksigen di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta ditarik oleh distributornya yang menolak tabung itu diisi oleh vendor lain.
Ilustrasi tabung oksigen. (Foto: CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Yogyakarta, CNN Indonesia --

Sebanyak 250 tabung oksigen medis di RS PKU Muhammadiyah Kota Yogyakarta ditarik oleh distributor dengan alasan 'etika bisnis' soal tabung yang tak boleh diisi perusahaan lain.

"Penarikannya tanggal 10 dan 11 Juli," kata Direktur Utama RS PKU Muhammadiyah Kota Yogyakarta M. Komaruddin saat dihubungi, Selasa (13/7) malam.

Komaruddin menjelaskan penarikan tabung tersebut bermula ketika rumah sakitnya kalang kabut mencari persediaan oksigen yang mulai menipis pada 4 Juli.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

RS PKU Muhammadiyah Kota Yogyakarta kemudian mencoba meminta pasokan tambahan dari distributor tersebut. Kata Komaruddin, distributor ini memang selama ini rutin mengirimkan suplai oksigen untuk cadangan kebutuhan rumah sakitnya.

Sementara suplai oksigen sentral sejauh ini pengelolaannya masih satu pintu melalui Satgas Oksigen Pemda DIY.

"Beberapa minggu itu dia (distributor) rutin, sangat membantu sekali. Karena dengan 250 tabung itu biasanya antar 100 [tabung], ambil 100, antar lagi 125 [tabung]. Bisa untuk backup kalau oksigen yang cair [sentral] habis," urainya.

Persoalannya, pada 4 Juli itu ketersediaan oksigen milik distributor tersebut kebetulan sedang habis. Mengingat kondisi darurat, Komaruddin mencari vendor dari perusahaan lain sampai ke Tuban, Jawa Timur.

"Kemudian [tabung] saya pakai untuk isi oksigen dari perusahaan lain," ucapnya.

Pihak distributor langganan RS PKU Muhammadiyah Kota Yogyakarta yang mengetahui hal ini merasa keberatan tabungnya diisi oksigen dari perusahaan lain.

Komaruddin menegaskan pangkal permasalahan ini adalah murni ketidaktahuannya akan etika bisnis. Pasalnya, selama ini tidak ada hitam di atas putih atau kontrak antara rumah sakit dan distributor tersebut.

"Enggak ada kontrak, administrasi juga enggak ada. Sehingga saya juga enggak paham kalau ada etika yang harus saya patuhi. Saya pikir karena kondisi kritis saya harus menyelamatkan [pasien]," urainya.

Ia mengaku sudah meminta maaf secara langsung kepada distributor langganannya tadi.

"Sudah kami anggap selesai. Silakan [tabung] diambil tidak apa-apa. Memang berpengaruh, tapi insyaallah bisa kita atasi," ucapnya.

Sejak saat itu kerjasama antara rumah sakit dan distributor tersebut pun resmi berakhir. RS PKU Muhammadiyah kini harus mencari tabung-tabung lagi untuk cadangan kebutuhan oksigen.

"Sekarang tabung beli sendiri, kita isi sendiri. Muter-muter cari. Karena kita butuh banyak (cadangan)," pungkasnya.

Sementara itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan pemerintah Singapura dan beberapa pengusaha dalam negeri dan asing memberikan bantuan oksigen konsentrator hingga lebih dari 6 ribu unit.

Infografis Cara Melakukan Proning, Atasi Sesak Napas Pasien Covid-19Infografis Cara Melakukan Proning, Atasi Sesak Napas Pasien Covid-19. (Foto: CNNIndonesia/Basith Subastian)

"Kita baru di-update pemerintah Singapura dan beberapa pengusaha Indonesia sudah mau menyumbang sekitar 2 ribu sampai 3 ribu [oksigen] konsentrator," kata Budi dalam rapat bersama Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Selasa (13/7).

"Kami semalam video conference dengan teman di Amerika, ada perusahaan Phillips mau bantu karena mereka produksi alat kesehatan, siap untuk mengirimkan 3.500 oksigen konsentrator," tambahnya.

Budi mengatakan oksigen konsentrator nantinya tidak hanya bisa digunakan di rumah sakit, namun juga bagi pasien yang isolasi mandiri.

Untuk meminjamnya, kata dia, warga diminta mendaftarkan diri secara daring lewat telemedisin atau aplikasi serupa dan mengembalikannya lagi setelah selesai dipakai.

Oksigen konsentrator merupakan alat yang berfungsi memadatkan oksigen dari udara bebas menjadi oksigen medis hingga dapat dialirkan kepada pasien.

(kum/fey/arh)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER