Presiden Joko Widodo sendiri telah meminta jajarannya untuk menggenjot laju vaksinasi dengan 1 juta dosis per hari sepanjang bulan ini. Target vaksinasi Covid-19 naik menjadi 2 juta dosis per hari pada Agustus 2021.
Target yang diberikan Jokowi itu kembang kempis. Sepanjang bulan ini hingga 13 Juli, baru tiga kali target Jokowi tercapai, yakni pada 1 Juli dengan 1.063.908 dosis, 6 Juli dengan 1.105.807 dosis dan 9 Juli dengan 1.160.956 dosis.
Sisanya vaksinasi Covid-19 rata-rata hanya bisa dilakukan sebanyak 500 ribu dosis per hari. Bahkan sempat menurun menjadi 115.961 dosis pada 11 Juli, dan 126.292 dosis pada 12 Juli.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkait ketersediaan vaksin Covid-19 per 13 Juli, Indonesia memiliki total 137.611.540 dosis. Dengan rincian 115.500.280 dosis vaksin bulk atau mentah, dan 22.111.260 dosis vaksin jadi dari Sinovac, AstraZeneca, Sinopharm, serta Moderna.
Vaksin bulk yang diproses oleh PT Bio Farma (Persero) itu diolah menjadi 93.000.000 juta dosis vaksin jadi. Sehingga total ketersediaan vaksin Indonesia, baik yang sudah dipakai dan belum, untuk saat ini sebanyak 115.111.260 dosis.
Pemerintah kini membuka vaksin mandiri berbayar dengan nama Vaksinasi Gotong Royong. Harga per dosis dipatok sebesar Rp321 ribu, ditambah biaya layanan Rp117 ribu. Vaksin yang dipakai dalam program ini adalah merek Sinopharm.
Kebijakan itu tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 19 Tahun 2021. Rencana vaksinasi berbayar ini dimulai Senin (12/7) lalu, namun ditunda karena muncul berbagai kritik.
Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko mengklaim vaksin berbayar atau vaksinasi Gotong Royong keinginan rakyat. Moledoko menyebut ada sejumlah elemen masyarakat yang ingin membantu pemerintah untuk mengejar target vaksinasi.