RSHS Bandung Beber Penyebab Pengurusan Jenazah Antre 24 Jam
Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung mengklaim antrean panjang pemulasaraan atau pengurusan jenazah pasien Covid-19 sudah teratasi.
"Hari ini sudah dapat tertangani," kata pelaksana Tugas Direktur Utama RSHS Irayanti melalui pesan tertulis yang diterima CNNIndonesia.com, Rabu (14/7).
Sebelumnya, warga Bandung Nugroho Adi Negoro mengatakan jenazah temannya, Asep (bukan nama sebenarnya), harus antre mendapat giliran pemulasaraan di RSHS Bandung hingga 24 jam.
Irayanti mengatakan antrean pemulasaraan jenazah itu tak lepas dari status RSHS yang merupakan fasilitas rujukan tertinggi di Jawa Barat.
"Terkait informasi yang beredar mengenai kepadatan di kamar jenazah RSHS pada 12-13 Juli 2021, kami menyampaikan bahwa RSHS merupakan rumah sakit rujukan Covid-19 tertinggi di Jawa Barat untuk pasien dengan kondisi berat dan kritis," tuturnya.
Sementara, lanjut Irayanti, pasien yang datang banyak yang memiliki kondisi penurunan kadar oksigen dalam darah alias saturasi yang berat dan tanpa rujukan.
Adapun, rumah sakit memiliki sistem rujukan yang terintegrasi. Harapannya, pasien datang ke RSHS dapat diketahui terlebih dahulu kondisinya sehingga ruangan ataupun support yang lain dapat disiapkan.
"Terjadinya peningkatan kunjungan di IGD dan kondisi pasien berat dan kritis memiliki kecenderungan perburukan yang cepat yang dapat jatuh pada kematian," ujarnya.
Kondisi-kondisi di atas, lanjutnya, menyebabkan peningkatan jumlah jenazah di kamar jenazah RSHS. Ini diperparah dengan banyak pasien yang meninggal dalam waktu yang berdekatan, ditambah protokol tata laksana jenazah Covid-19 yang panjang.
"Hal itu yang menyebabkan antrean pelayanan yang lebih panjang pada tanggal 12-13 Juli 2021," ujar Irayanti.
Menurutnya, peningkatan jumlah jenazah di kamar jenazah memang terlihat sangat signifikan pada Juni dan Juli. Sebagai antisipasi untuk menghindari kejadian serupa, manajemen RHS sudah menyiapkan skenario sehingga pelayanan di kamar jenazah tetap lancar.
"Kami juga sudah menambah jumlah SDM di bagian pemulasaran jenazah untuk mengantisipasi kejadian ini kembali," tandas Irayanti.
(hyg/arh)