Tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di rumah sakit rujukan penanganan pasien Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) nyaris menyentuh angka 100 persen. Tiga RS lapangan pun disiapkan.
Menilik data milik Pemda DIY per 13 Juli, tingkat keterisian tempat tidur di seluruh ranjang rumah sakit rujukan di DIY telah mencapai 98,42 persen.
Rinciannya, tempat tidur kritikal rumah sakit rujukan dari total kapasitas 146, per hari ini menyisakan 18 ranjang atau sudah terisi 87,67 persen. Sementara untuk kategori non-critical masih tersisa 6 ranjang dari total daya tampung 1.376 atau terisi 99,59 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"BOR kita sudah sangat tinggi, perlu ada penanganan," kata Sekda DIY Kadarmanta Baskara Aji di Kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta, Rabu (14/7).
Pemda pun menyiapkan sejumlah langkah untuk menghadapi skenario terburuk. "Seandainya peningkatan konfirmasi positif itu sampai pada angka 30 persen maka kekurangan bed kita itu sekitar 2 ribu sekian. Kalau 60 persen itu sampai 3 ribu sekian. Ini yang harus diantisipasi," imbuh Aji.
Laju penambahan kasus harian Covid-19 di DIY sendiri belum terbendung. Rekor demi rekor terpecahkan selama Juni-Juli.
Rekor baru kembali terukir seiring dengan dilaporkannya tambahan 2.731 kasus baru, Selasa (13/7) kemarin. Sementara kasus aktif di tercatat sebanyak 21.387 kasus.
Melalui rapat koordinasi secara daring bersama Pemerintah Pusat, disampaikan wacana Kementerian PUPR yang akan membantu menyiapkan tiga lokasi untuk dijadikan rumah sakit lapangan.
Lokasi pertama adalah Rumah Susun ASN BBWS Serayu Opak di Caturtunggal, Sleman dengan daya tampung 272 orang. Kedua, Asrama Mahasiswa UGM dan UNY milik Kementerian PUPR dengan kapasitas masing-masing 166 orang.
"Tadi kita juga minta bantuan tenaga nakes dan peralatan supaya itu layak jadi rumah sakit, tapi ya rumah sakit lapangan," beber Aji.
Ketiga rumah sakit lapangan ini nantinya berdiri sebagai penopang rumah sakit rujukan utama. Mereka yang ditempatkan di bangunan milik Kementerian PUPR ini adalah pasien yang sudah mendekati masa kesembuhan.
"Yang di rumah sakit utama itu yang masih parah. Sehingga peralatan dan jumlah dokter spesialisnya tidak perlu terlalu banyak seperti di rumah sakit [rujukan utama]," ujar Aji.
![]() |
Saat ini, Kementerian Kesehatan dan Kementerian PUPR tengah mengadakan rapat intern menindaklanjuti situasi perkembangan penyebaran Covid-19 di DIY, termasuk untuk realisasi aktivasi rumah sakit lapangan ini.
"Disampaikan informasinya [realisasi] secepatnya," pungkas Aji.
Terpisah, Juru Bicara Pemda DIY untuk penanganan Covid-19 Berty Murtiningsih menyebut lonjakan kasus kemarin tak terlepas dari upaya pemerintah mengejar target testing harian dari Kementerian Kesehatan sebanyak 10 ribu sampel sehari.
"Di antaranya karena itu juga. Memang kita dianjurkan untuk melakukan tes lebih banyak, jadi teman-teman di puskesmas mengoptimalkan testing dan tracing-nya," imbuh Berty kemarin.
Menilik data milik Pemda DIY, per 13 Juli kemarin tercatat 424.524 sampel diperiksa atau bertambah 10.087 sejak kemarin. Untuk jumlah orang diperiksa bertambah 10.065 atau kini menjadi 397.898 orang.
(kum/arh)