Kepadatan kendaraan roda dua maupun roda empat terjadi di pos penyekatan Underpass Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Jumat (16/7) pagi. Antrean kendaraan ini dipicu pemeriksaan SRTP selama PPKM Darurat.
Pantauan CNNIndonesia.com di lokasi, sejak pukul 07.30 WIB, petugas pos penyekatan hanya membuka dua jalur pemeriksaan, baik untuk motor dan mobil.
Antrean kendaraan mulai terjadi sekitar 300 meter jelang titik penyekatan. Beberapa pengendara bahkan sempat membunyikan klakson imbas kemacetan tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemeriksaan dokumen relatif berlangsung cepat, tak sampai satu menit untuk setiap pengendara.
Namun, tak sedikit pengendara yang diputar balik oleh petugas lantaran tak membawa SRTP. Mereka diputar balik menuju arah Jalan Kapten Tendean.
"Mana suratnya?" tanya seorang petugas yang berjaga ke salah seorang pengendara.
"Enggak bawa pak," ujar seorang pengendara sepeda motor.
"Putar lewat jalur kanan sana, putar," kata petugas tersebut.
Petugas yang berjaga di pos penyekatan ini terdiri dari aparat kepolisian termasuk personel Brimob, TNI, hingga Dishub DKI Jakarta.
Sebelumnya, Polda Metro Jaya menambah titik penyekatan PPKM Darurat di Jakarta menjadi 100 titik, salah satunya di Underpass Mampang Prapatan.
Hari ini merupakan hari kedua kepolisian memberlakukan penutupan total bagi kendaraan yang hendak melintas titik penyekatan di atas pukul 10.00 WIB. Kendaraan bagi pekerja di sektor esensial dan kritikal hanya dapat melintas pada pukul 06.00 WIB sampai 10.00 WIB.
Sementara itu, pada pukul 10.00 hingga 22.00 WIB hanya tenaga kesehatan, dokter, perawat, TNI-Polri dan kendaraan darurat yang diperkenankan lewat selama PPKM Darurat.
Di sisi lain, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengakui akan mengendurkan secara perlahan pembatasan mobilitas warga terkait PPKM Darurat. Listyo menyadari penyekatan sejumlah ruas jalan di wilayah Jakarta dan sekitarnya membuat masyarakat tak nyaman.
"Perlahan-lahan kegiatan ini akan kami kendorkan. Sehingga, masyarakat bisa kembali beraktivitas. Sekali lagi apa yang kita lakukan pasti membuat masyarakat tidak nyaman, tapi ini semua kita lakukan untuk menjaga keselamatan masyarakat," kata Listyo kepada wartawan, Kamis (15/7).
(rzr/fra)