Raung Pilu Ambulans Covid dan Gelisah Warga Keputih Surabaya

CNN Indonesia
Minggu, 18 Jul 2021 13:24 WIB
Di daerah Keputih,, Surabaya, ambiulans pengantar jenazah Covid melintas tak kenal waktu. Sirinenya membuat warga gelisah sekaligus iba.
Spanduk inisiatif warga melarang ambulans membunyikan sirine kala melintas di kawasan Keputih, Sukolilo, Surabaya. (Foto: CNN Indonesia/ Farid)

Suara sirene yang intens itu sebenarnya sudah mulai terdengar sejak awal masa pandemi Maret 2020, setahun yang lalu. Saat itu, Iren masih berusaha mengabaikannya. Tapi belakangan, saat kasus Covid-19 mulai menggila, ambulans makin sering lewat di jalan depan rumahnya.

Ia tak keberatan. Namun yang membuatnya makin terganggu adalah para pengendara motor yang jadi pengawal di depan ambulans.

Pengawal menggunakan motor inilah yang tak jarang bertindak semaunya kepada pengandara lain. Berteriak, menggeber gas, atau bahkan memukul mobil dan motor lain dengan tongkat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia memahami, tujuan mereka adalah menjadi relawan agar mobil jenazah lancar saat perjalanan. Tapi, sikap pengendara motor pengawal ambulans ini sudah kelewatan.

"Motor pengantar mobil jenazah ini yang arogan bawa pentung itu yang paling meresahkan, blayer-blayer [ngegas-ngegas] kayak konvoi," kesalnya.

Rasa resah itu pun kemudian membuat warga sekitar bersepakat memasang banner atau spanduk yang isinya, melarang ambulans membunyikan sirenenya.

"Anda telah memasuki wilayah kampung Kelurahan Keputih. 1. Ambulance (mobil jenazah) matikan sirene, 2. Pengantar jenazah jangan arogan. Jangan ganggu ketentraman kampung kami," tulis spanduk yang dipasang warga setempat, dilihat CNNIndonesia.com, Kamis (15/7).

Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Keputih, Indi Nuroini mengatakan, isi banner itu merupakan kesepakatan para warga.

"Kami pasang sebagai respons dari banyaknya warga Keputih yang mengeluhkan suara sirene mobil jenazah yang masuk wilayah jalan kampung kami," kata Indi.

Dalam sehari saja, rata-rata ada sekitar 50 ambulans yang melewati jalanan kampung menuju TPU Keputih, belum lagi mobil keluarga yang mengiringi dan pemotor yang mengawal. Hal itu membuat warga setempat resah dan dihantui rasa takut.

"Itu semua membuat masyarakat di kampung kami menjadi resah. Sehingga kami sepakat membuat imbauan seperti itu biar tetap santun di jalan," ujar dia.

Menyambut protes warga Keputih, Satgas Penanganan Covid-19 Surabaya pun telah berkoordinasi dengan seluruh rumah sakit di Surabaya, untuk tak membunyikan sirene ambulansnya saat mengantar jenazah.

"Sudah kami sosialisasikan, termasuk ke seluruh RS untuk tidak membunyikan sirene ambulans," kata Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Surabaya, Irvan Widyanto.

(frd/wis)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER