Martini (35), warga Dusun Rancasadang, Desa Banjarsuri, Kecamatan Sidomulyo, Lampung Selatan harus berjuang mencari rumah sakit jelang persalinan anaknya. Martini yang berstatus positif Covid-19 sempat ditolak oleh enam rumah sakit berbeda.
Martini positif Covid berdasarkan tes antigen di salah satu klinik di Kecamatan Sidomulyo. Situasi bertambah sulit bagi Martini karena lonjakan Covid-19 yang membuat ketersediaan tempat tidur (Bed Occupancy Rate/BOR) di rumah-rumah sakit pun menipis.
Jumat (16/7) malam, selepas Magrib, Martini ditemani kerabat dekatnya meminjam mobil tetangga untuk menuju tempat bidan di Desa Sukabanjar, Kecamatan Sidomulyo karena sudah mau melahirkan. Suami Martini, Slamet, tak ikut karena sedang isolasi mandiri di rumah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di rumah bidan Meta itu, ternyata air ketuban anak saya Martini ini sudah merembes pecah. Malam itu juga, anak saya langsung dirujuk ke Rumah Sakit swasta di Kalianda yakni RSIA Hidayah Ibu atau dr. Eny sekitar pukul 20.00 WIB," kata ibu dari Martini, Sukiyem (60) saat ditemui di rumahnya, Desa Banjarsuri, Senin (19/7).
Sampai di RS swasta itu Martini membayar pendaftaran sebesar Rp250 ribu. Namun, anaknya tidak bisa mendapatkan pertolongan kelahiran dan perawatan di sana dengan alasan ruangan penuh.
"Kalau soal reaktif Covid-19 [jadi alasan penolakan], saya tidak tahu persis. Saya tahunya malam itu anak saya ditolak dirawat di RS swasta itu karena ruangannya penuh itu saja. Yang buat saya heran, di RS swasta itu sudah diminta bayar pendaftaran Rp250 ribu terus ditolak dan malah dikasih rujukan ke RS Bob Bazar," ucapnya.
Selanjutnya, malam itu juga anaknya dibawa ke RSUD Bob Bazar Kalianda dan tiba sekitar pukul 21.00 WIB. Setibanya di RS Bob Bazar--yang merupakan rumah sakit pemerintah--Martini kembali ditolak dengan alasan yang sama: ruangan penuh.
"Begitu sampai di RS Bob Bazar yang katanya RS pemerintah, anak saya di tolak lagi alasannya ruangan penuh. Malam itu saya pasrah, hanya bisa mengucapkan 'ya Allah bagaimana ini anak mau melahirkan kok malah seperti ini'," kata Sukiyem, sambil menitikkan air mata.
Dapat penolakan di RS Bob Bazar Martini kembali mencari rumah sakit lain. Tujuannya adalah ibu kota provinsi tersebut, Bandarlampung yang berjarak sekitar satu jam perjalanan dari Kalianda.
![]() |
Sukiyem menuturkan di Bandarlampung mereka membawa anaknya tersebut ke Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek (RSUAM), lalu RS Advent, RS Imanuel dan RS Graha Husada. Dari empat rumah sakit di Bandarlampung tersebut, lagi-lagi anaknya yang akan melahirkan itu ditolak dengan alasan yang sama.
"Orang tua mana yang enggak sedih melihat kenyataan seperti itu, kalau anak saya Martini ini sakit biasa, ya nggak apa-apa. Lha inikan mau lahiran, kalau terjadi ada apa-apa bagaimana," ujar Sukiyem dengan nada kesal.
"Apalagi kondisi anak saya Martini ini malam itu sudah lemas, karena air ketubannya sudah pecah dan di dalam mobil itu sudah basah semua sama air ketuban," ungkapnya.
Akhirnya dari Bandarlampung, mereka pun mendapatkan informasi soal kesempatan mendapatkan ruang perawatan di RS Airan Raya, Jati Agung, Lampung Selatan. Setelah menempuh perjalanan kembali ke Lampung Selatan dengan tujuan RS Airan Raya. Mereka tiba di sana pada Sabtu dini hari, pukul 02.00 WIB.
Tapi, setibanya di sana Martini belum juga mendapatkan ruang perawatan untuk persalinannya dengan alasan belum ada yang kosong. Bingung tak tahu kemana lagi, akhirnya mereka memutuskan menunggu di RS Airan Raya sampai pagi.
"Mulai dari jam 02.00 WIB dinihari itu, anak saya Martini berada di dalam mobil sampai pagi. Sekitar jam 10.00 WIB, akhirnya ada keajaiban datang dan anak saya Martini bisa dirawat RS Airan Raya," kata Sukiyem.
Setelah memastikan anaknya dirawat, Sukiyem pun pulang ke rumahnya di Desa Banjarsuri pada Sabtu sore. Sementara yang menunggu anaknya dalam persalinan di RS Airan Raya itu, yakni menantu dan juga adiknya.
"Saya dan keluarga sangat berterima kasih sekali dengan bidan desa ibu Imania (Nia) dan juga Bapak Pjs Kades Banjarsuri, Juliansyah karena sudah membantu anak saya dapat pertolongan medis di RS Airan Raya," kata dia.
Halaman selanjutnya ihwal persalinan dan keluhan setelah ditolak-tolak RS jelang kelahiran