Kondisi Martini dan bayinya dalam keadaan selamat dan sehat. Namun keduanya, saat ini masih menjalani perawatan medis di RS Airan Raya tersebut.
"Alhamdulillah mas seneng saya dapat kabar baik itu, anak saya Martini sudah lahiran dan normal. Bayi sama ibunya sehat, keduanya selamat semuanya tapi belum bisa dibawa pulang ke rumah,"kata Sukiyem. Bidan desa Banjarsuri, Imania atau yang akrab disapa Nia juga membenarkan mengenai kabar pasien ibu Martini sudah melahirkan Minggu sore kemarin sekira pukul 16.20 WIB.
"Ya mas benar. Alhamdulilah Ibu Martini sudah lahiran dengan normal, di mana sebelumnya rencananya akan dilakukan operasi sesar karena perkiraannya melahirkan di awal bulan Agustus,"kata Nia melalui pesan WhatsApp-nya kepada CNNindonesia.com.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mendapat kabar Ibu Martini sudah melahirkan, Minggu sore kemarin sekitar pukul 17.00 WIB. Dirinya terus memberikan dorongan semangat kepada pasien Ibu Martini, meski di masa pandemi Covid-19 saat ini terkendala karena situasi dan kondisi.
Suami dari Martini, Slamet (40), mengaku tak bisa turut mengantar persalinan istrinya tersebut karena masih harus menjalani isolasi mandiri di rumah pascadinyatakan reaktif Covid-19.
Mendengar apa yang dialami istrinya saat ditolak-tolak RS di lampung jelang persalinan itu, Slamet mengaku kecewa. Apalagi, salah satu yang menolak adalah rumah sakit pemerintah.
"Kesal dengarnya, sudah jauh-jauh keluarga bawa istri saya yang mau melahirkan dari desa ke Kota tapi hasilnya ya itu tadi mengecewakan," keluhnya.
Ia berharap, agar pihak Rumah Sakit lebih mengedepankan kebijakan yang baik, karena saat itu istrinya harus segera mendapatkan penanganan medis karena mau melahirkan membutuhkan pertolongan medis segera. Sebab, orang melahirkan inikan taruhannya nyawa dua orang sekaligus (bayi dan ibunya).
"Adanya kejadian seperti ini ya sedih. Sampai nangis saya mas, begini amat nasib istri saya mau lahiran ditolak beberapa Rumah Sakit karena alasannya penuh. Padahal, kami sekeluarga ada BPJS, dan setiap bulannya bayar terus kenapa masih ditolak juga,"ucapnya.
![]() |
Slamet menerangkan anak yang dilahirkan istrinya itu adalah yang keempat. Ia pun merasa bersyukur, karena ada rumah sakit yang bersedia membantu persalinan istrinya.
"Semuanya empat anak saya, tapi anak pertama meninggal lalu anak kedua laki-laki alhamdulilah diberi panjang umur, anak ketiga meninggal juga dan yang mau lahir ini anak keempat," kata dia.
Pejabat sementara (Pjs) Kepala desa (Kades) Banjarsuri, Juliansyah saat dikonfirmasi CNN Indonesia.com membenarkan kisah pilu yang dialami oleh salah satu warganya bernama Martini.
"Ya benar, malam Sabtu kemarin saya dapat informasi itu. Pihak keluarga dari Martini ini mengabarkan, katanya ditolak beberapa Rumah Sakit baik itu di Kalianda, Lampung Selatan dan di Kota Bandarlampung karena ruangan penuh," kata dia.