Puluhan Ribu Ikan Nila Mati Keracunan di Danau Batur Bali

CNN Indonesia
Selasa, 20 Jul 2021 16:05 WIB
Sejauh ini sekitar 17 ton bangkai ikan mati di Danau Batur, Bali karena keracunan belerang sudah dievakuasi.
Puluhan ribu ikan nila atau mujair mati di Danau Batur, Bali karena keracunan belerang. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia --

Puluhan ribu ikan nila atau sering disebut mujair di Danau Batur, Kintamani, Bali mati karena keracunan belerang. Saat ini pengangkutan bangkai ikan sudah dilakukan untuk menghindari bau busuk di salah satu destinasi wisata favorit di Bali ini.

Jero Agus Jambe, ketua kelompok nelayan ikan mujair di Danau Batur menjelaskan sekitar 18 ribu ikan mati, ini belum ditambah milik petani yang lain. Ikan-ikan itu dikatakan beratnya sekitar tiga ton, sudah besar dan siap dijual.

"Hampir semua ikan milik petani di Danau Batur keracunan belerang yang keluar selama beberapa hari ini," katanya seperti diberitakan Antara, Selasa (20/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jero juga mengatakan kerugiannya mencapai Rp84 juta, dihitung jika satu kilogram nila banderolnya Rp28 ribu di pasaran.

Keluarnya belerang di Danau Batur merupakan kejadian saban tahun, biasanya antara Juli hingga September. Belerang yang beracun membunuh ternak setiap kali keluar dari dasar danau dan petani dikatakan sudah siap atas risiko ini.

Meski begitu Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (D-PKP) Kabupaten Bangli, I Wayan Sarma, menjelaskan, kasus keracunan belerang kali ini merupakan yang terparah.

"Semburan belerang dari dasar danau itu naik ke permukaan dan mematikan ribuan ikan milik petani di wilayah Desa Kedisan ke timur hingga ke Desa Abang Batu Dinding," ucapnya.

Evakuasi bangkai ikan dari danau telah dilakukan. Menurut Sarma sementara ini sekitar 17 ton bangkai ikan berhasil diangkut dari danau.

Jero mengatakan berharap ada bantuan dari Pemerintah Kabupaten Bangli untuk para petani. Dia bilang kondisi saat ini sedang sulit lantaran minat beli masyarakat turun dipengaruhi pandemi Covid-19 dan PPKM Darurat.

(fea)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER