Wakil Gubernur Jawa Timur (Jatim) Emil Elestianto Dardak mengungkapkan penyebab angka tinggi kematian karena covid-19 di daerahnya karena banyak pasien erlambat mendatangi RS rujukan. Pasien sudah dalam kondisi kritis sehingga terlambat untuk ditangani.
"Baru-baru ini, kami cermati banyak kasus death on arrival di IGD, jadi sebenarnya artinya terlambat datang ke RS," ujarnya dalam diskusi Kolaborasi Penanganan Covid-19 melalui daring, Sabtu (24/7).
Berdasarkan pengecekan di lapangan, ia mengatakan masyarakat cenderung memilih isolasi mandiri di rumah dibandingkan ke RS maupun ke rumah isolasi terpadu. Kondisi ini ditunjukkan dari rendahnya tingkat keterisian rumah isolasi terpadu yang kapasitasnya mencapai 8.000 tempat tidur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi, masyarakat punya tendensi untuk stay at home dan kemudian kalau sudah tidak tertahan baru ke RS. Nah, ini yang kemudian justru mengkhawatirkan karena turunnya kondisi pasien bisa sangat cepat, saturasi tiba-tiba bisa drop begitu saja dan kalau terlambat di awal pemburukan kondisinya akan semakin cepat," imbuhnya.
Untuk mengatasi kondisi itu, ia mengaku telah mendatangi asosiasi kepala desa. Dari laporan para kepala desa, ia mengatakan masyarakat juga banyak mendatangi Pondok Kesehatan Desa (Ponkesdes). Oleh sebab itu, ia meminta Ponkesdes untuk segera membuat rujukan jika kondisi pasien dirasa mengkhawatirkan.
"Jadi, ternyata sistem berjenjang ini jalan di desa, mungkin agak beda di urban mereka cepat pergi ke ini (RS) akhirnya cases-nya agak beda antar desa dan kota," katanya.
Pada Jumat (23/7), angka kematian pasien covid-19 di Indonesia menembus rekor mencapai 1.566 kasus, melampaui Kamis (22/7) yakni sebanyak 1.449 kasus.
Hampir semua provinsi menyumbang angka kematian. Provinsi dengan angka kematian tertinggi yaitu Jawa Tengah (446 kasus) disusul oleh Jawa Timur (349 kasus) dan DKI Jakarta (157 kasus).
Namun untuk akumulasi, angka kematian di Jatim karena covid-19 hingga kemarin masih yang tertinggi yakni 17.484 menyusul Jawa Tengah (16.212) dan DKI Jakarta (11.131).
Padahal untuk akumulasi angka positif, Jatim berada di nomor empat setelah DKI Jakarta (778.520), Jabar (556.180), dan Jateng (343.350). Di Jatim sendiri ada 266.641 orang yang terpapar covid-19.
Total saat ini jumlah kasus positif covid-19 di Indonesia sebanyak 3.082.410. 2.431.911 dinyatakan sudah sembuh dan 80.598 meninggal dunia.
Terpisah, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengungkap sejumlah alasan tingginya kematian pasien covid-19 di Provinsi Jawa Tengah. Menurutnya, banyak masyarakat yang takut melapor saat positif covid-19 sehingga menyulitkan pemerintah untuk mengawasi atau membantu pasien.
Alasan berikutnya, banyak pasien covid-19 di Jawa Tengah memiliki penyakit bawaan atau komorbid. Selain itu, tingginya kematian terkait faktor ketersediaan tempat di rumah sakit dan kekurangan pasokan oksigen.
"Kami betul-betul sedang mencari kenapa dan tanya kepada pakar bagaimana cara treatment-nya agar angka kematian bisa kita tekan. Secara dini sih yang paling bagus katanya vaksin," katanya dalam dalam program #CHATROOM di Instagram CNN Indonesia
(ulf/sur)