Maluku Masih Tunggu Hasil Uji Sampel Covid Varian Delta
Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan Virus Corona (Covid-19) Provinsi Maluku belum bisa memastikan keberadaan Varian Delta di wilayah itu karena masih terkendala hasil uji laboratorium.
"Belum ada hasil labnya," kata Jubir vaksinasi Covid-19 Maluku, dr. Adonia Rerung, saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin, (26/7).
Rerung menyatakan belum menerima hasil uji laboratorium dari sampel yang dikirim ke Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes). Namun, apabila sudah menerima hasil dari pemeriksaan sampel mereka akan segera mengumumkan untuk menyiapkan langkah-langkah penanganan terhadap varian delta di Maluku.
Rerung enggan merinci berapa jumlah sampel yang dikirim Pemprov Maluku untuk diuji di Laboratorium Balitbangkes.
Dia juga belum memastikan apakah virus mutasi asal India itu mulai merebak dan terkait dengan lonjakan kasus Covid-19 di Maluku.
Wakil Wali Kota Ambon, Syarif Hadler, mengaku khawatir dengan risiko penularan virus corona (Covid-19) varian delta di wilayahnya.
Kekhawatiran Syarif itu pun makin mengemuka setelah mendengar kabar meninggalnya seorang bocah berusia 11 tahun karena infeksi Covid-19 di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Leimena Kota Ambon, Maluku.
"Dengan kematian anak di bawah usia atau bocah berusia 11 tahun yang meninggal Covid beberapa hari kemarin diduga kuat virus varian delta asal India sudah merebak di Kota Ambon," kata Syarif di Balai Kota Ambon.
Atas dasar itu, ia pun menyarankan kepada warga ibu kota Maluku tersebut terus menerapkan protokol kesehatan, termasuk mengenakan dua lapis masker.
Wali Kota Ambon, Richard Louhenapessy, langsung mengundang seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan Satuan Gugus Tugas guna membahas pencegahan penularan virus corona varian Delta di wilayah Ambon.
Sebagai informasi, kasus Covid-19 di Indonesia mengalami melonjak dan memecahkan sejumlah rekor pascalebaran 2021. Hal ini disebut sebagai hasil mobilitas warga dan Varian Delta.
Sejumlah ahli menyebut varian ini membuat Covid-19 lebih mudah menyebar. Salah satu cirinya, kata para pakar, kasus konfirmasi memiliki CT value rendah.
(sai/ayp)