Ketua Rumpun Kuratif Satgas Penanganan Covid-19 Jawa Timur, dr. Joni Wahyuhadi, mengungkapkan banyak pasien yang mengalami gejala Covid-19 di daerah itu meninggal di luar rumah sakit, atau saat menjalani isolasi mandiri.
Dia mengatakan hal itu berdasarkan data kematian Covid-19 di Jatim, pada Minggu (25/7) kemarin. Menurut data, dalam sehari kasus kematian bertambah sebanyak 318 orang.
"Jadi beberapa data menunjukkan ada beberapa yang meninggal di luar RS, kemarin dari update kematian kita ada sekitar 30 persen laporannya," kata Joni, di Kantor Gubernur Jawa Timur, Senin (26/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu, kata dia, data itu perlu diverifikasi ulang, sebab ia menduga kematian itu tak hanya disebabkan oleh Covid-19, tapi juga infeksi penyakit lainnya.
"Tapi sebetulnya itu perlu diklarifikasi karena meninggal di luar RS itu belum tentu Covid-19, bisa juga infeksi paru-paru lain," ujarnya.
Meski begitu, Direktur Utama RSUD dr Soetomo ini mengatakan kematian Covid-19 di rumah sakit ini juga cukup tinggi. Menurutnya hal itu disinyalir karena infeksi Covid-19 varian baru.
"Yang meninggal di rumah sakit memang cukup banyak, ada 300 lebih [beberapa hari belakangan], itu memang satu penyakit Covid-19 varian baru. Ini tampaknya lebih cepat menular dan gejalanya akut," ucap dia.
Kondisi di rumah sakit kini, kata Joni, juga berbeda saat masa awal pandemi setahun yang lalu. Ia mengatakan jika saat itu kematian pasien banyak terjadi di ruang Unit Perawatan Intensif, kini kematian justru banyak terjadi saat pasien masih berada di Instalasi Gawat Darurat.
"Tidak seperti yang dulu itu, 70 persen di kami meninggalnya di ICU. Tapi sekarang enggak, sekarang 48 persen meninggalnya di IGD, ini artinya penyakitnya lebih ganas, hati-hati," pungkas dia.
Sementara itu, berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 Jatim per 25 Juli, jumlah kumulatif konfirmasi positif Covid-19 tercatat sebanyak 277.104 kasus. Sebanyak 205.238 dinyatakan sembuh, 18.531 meninggal dunia dan 53.353 merupakan kasus aktif atau masih dirawat.
(frd/ayp)