Dirut RSUP Dokter Muhammad Djamil Padang, Sumatera Barat, Yusirwan Yusuf khawatir masyarakat percaya dengan tokoh adat dan ulama yang menganggap virus corona (Covid-19) tidak ada.
Dia cemas masyarakat di berbagai lapisan jadi tidak percaya dengan dokter yang melihat dan terlibat langsung dalam penanganan pasien virus corona.
"Bagaimanapun, masyarakat kita tetap akan lebih mempercayai apa yang dikatakan oleh ulama di masjid ketimbang yang disampaikan oleh dokter," kata Yusirwan Yusuf kepada CNNIndonesia.com, Selasa (27/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Yusirwan, tak sedikit tokoh adat dan pemuka agama yang menganggap virus corona tidak ada dan hanya sekadar konspirasi. Bahkan banyak pula yang menyebarkan pandangan itu kepada masyarakat.
Akibatnya, protokol kesehatan jadi tidak dipatuhi yang membuat laju penularan virus corona jadi tidak terkendali. Rumah sakit pun jadi penuh oleh pasien yang tertular Covid-19.
Apabila ada tokoh adat dan ulama yang masih tidak percaya, Yusirwan mengajak untuk melihat langsung kondisi penangan pasien Covid-19 di rumah sakit. Pemandangan pasien yang mengantre ventilator dan tenaga kesehatan yang kelelahan bisa dilihat langsung.
"Pasien yang berdesak-desakan karena harus bergantian menggunakan ventilator dan hasil rontgen paru-paru setiap orang yang terkena virus membahayakan itu. Namun jika masih ada yang tidak mempercayainya, apa boleh buat," sambungnya.
Yusriwan berharap setiap elemen masyarakat, terutama tokoh agama dan adat, untuk bersama-sama memerangi pandemi virus corona. Menurutnya itu perlu dilakukan agar pandemi bisa segera terkendali.
Dia pun mengimbau masyarakat agar mengurangi kegiatan di luar rumah, termasuk ibadah berjamaah. Menurutnya, kegiatan berkumpul itu bisa menjadi pemicu penyebaran.
(nya/bmw)