Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan kelangkaan oksigen medis di wilayah Papua selama pandemi Covid-19 disebabkan distribusi yang terhambat.
Nadia mengatakan distribusi oksigen ke provinsi paling timur Indonesia tersebut terhambat karena kondisi geografis serta akses menuju fasilitas kesehatan yang kurang baik.
"Kondisi geografis, terbatasnya mobil ISO tank pembawa oksigen liquid, dan listrik belum merata jadi tantangan untuk penyediaan oksigen di wilayah Papua," kata Nadia kepada CNNIndonesia.com, Selasa (27/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, distributor oksigen medis di Papua juga masih terbatas. Rumah sakit di Papua dan Papua Barat pun belum seluruhnya bisa memproduksi oksigen medis secara mandiri, sehingga dibutuhkan bantuan dari daerah lain.
Perihal laporan krisis oksigen medis di Manokwari, Papua Barat, Nadia mengaku sedang melakukan koordinasi dan klarifikasi dengan pemda setempat. Ia juga mengaku sedang mengerahkan berbagai distributor gas industri untuk mengutamakan produksi oksigen medis.
"Kami upayakan terus supaya kebutuhan terpenuhi melalui kerja sama dengan industri gas agar mengutamakan produksi oksigen medis," ucapnya.
Sebelumnya, Juru Bicara Satgas Covid-19 Papua Barat Arnold Tiniap mengatakan bahwa terjadi krisis oksigen medis di Papua Barat. Arnold menyebut hasil produksi oksigen medis tidak sebanding dengan permintaan karena lonjakan kasus Covid-19.
Rumah sakit juga mesti bersaing dengan pasien isolasi mandiri yang meminta oksigen medis.
"Kondisi oksigen kita selalu dalam keadaan kritis. Karena tempat pengisian ulang di Manokwari belum bisa mencukupi kebutuhan kita," ungkap Arnold.
(mln/bmw)