Kabid Humas Polda Sumbar, Kombes Pol Stefanus Satake Bayu Setianto membantah isu di media sosial mengenai seorang perempuan berpakaian hazmat menjual kartu hasil tes swab antigen palsu di bus.
Isu itu beredar luas usai videonya tersebar di media sosial. Namun, Kabid Humas Polda Sumbar, Kombespol Stefanus Satake Bayu Setianto menyatakan perempuan dalam video itu tidak sedang menjual kartu hasil tes swab palsu.
"Sesuai informasi, peristiwa itu terjadi pada hari Jumat tanggal 23 Juli 2021 sekira pukul 11.30 WIB. Video viral tentang adanya pelayanan rapid tes antigen yang meminta bayaran Rp 90 ribu, di mana nampak seorang ibu menggunakan baju Hazmat membagikan hasil surat keterangan swab antigen," kata Satake kepada CNNIndonesia.com, Selasa (27/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Satake menjelaskan bahwa orang berpakaian hazmat itu membagikan kartu kepada penumpang yang memang sudah menjalani tes swab antigen sebelum naik bus. Bukan menjajakan kartu hasil tes palsu.
Mulanya, klinik Assalam Medical Center (AMC) melakukan tes rapid antigen terhadap penumpang bus yang akan menyeberang ke Merak lewat Pelabuhan Bakauheni. Tes dilakukan sekitar pukul 10.30 WIB.
Penumpang yang sudah menjalani tes lalu naik ke bus sambil menunggu hasil. Setelah itu, ada petugas yang masuk ke bus dan memanggil nama-nama penumpang seraya membagikan hasil tes.
"Apabila para penumpang ditemukan adanya yang reaktif/positif maka penumpang tersebut di panggil dan di arahkan oleh petugas agar tidak melanjutkan perjalanan," tutup Satake.
Satake menjelaskan itu semua berdasarkan hasil penyelidikan sejauh ini. Ada beberapa saksi yang telah diperiksa.
Dalam video yang beredar, terlihat seorang perempuan mengenakan pakaian hazmat berwarna putih, berkerudung hitam, dan memakai masker berwarna biru. Dia juga bersarung tangan biru berdiri di sebelah kursi sopir bus.
Dia membagikan kertas HVS dan KTP kepada seluruh penumpang bus. Ketika ditanya harga oleh penumpang yang tengah merekam, perempuan itu mengatakan Rp90 ribu. Surat hasil tes swab yang dia jual berlaku hingga 24 jam kemudian.
Perempuan itu lalu memanggil nama-nama penumpang. Kemudian para penumpang yang dipanggil memberikan uang.
Kemudian ketika dipanggil, perempuan tersebut sontak sadar bahwa dirinya sudah direkam. "Bapak, bapak kalau gambar saya diviralin, saya enggak ikhlas ya," kata perempuan itu.
(nya/bmw)