Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X menceritakan kepada Wakil Presiden Ma'ruf Amin perihal persoalan limbah medis (B3) dari pasien terinfeksi virus corona (Covid-19) yang menjalani isolasi mandiri (isoman).
Dalam rapat koordinasi dengan Ma'rud dan Satgas Covid-19 DIY pada Rabu (28/7) lalu, HB X mengatakan limbah-limbah medis para pasien isoman itu menjadi sebuah persoalan besar juga di tengah lonjakan Covid-19 di daerahnya.
"Yang kami punya problem (masalah) besar itu untuk B3, di isoman (isolasi mandiri), Bapak. Kalau di rumah sakit dan sebagainya tidak ada masalah. Tapi di isoman ini," kata dia seperti dikutip dari siaran pers yang diterbitkan Setwapres RI, dikutip Kamis (29/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sultan Yogyakarta itu mengakui pihaknya belum dapat memantau penanganan limbah medis bagi pasien isolasi mandiri di rumah.
Selain itu, Sri Sultan juga memaparkan data persebaran Covid-19 DIY yang diklaim mengalami penurunan di pusat keramaian. Ia merinci bahwa di tempat wisata perbelanjaan turun menjadi 38 persen tempat rekreasi (29 persen), stasiun/bandara (70 persen), tempat kerja (25 persen).
Meski demikian, ia mengaku terjadi kenaikan di sekitar lingkungan perumahan. Sri Sultan khawatir berpotensi menimbulkan klaster baru di lingkungan tempat tinggal.
"Ini faktual ya, memang berpindah dari jalan masuk ke rumah. Tapi ternyata belum tentu tinggal di rumah, mungkin dari luar desa, masuk ke desa, atau kongko bukan di rumah, berbincang ke rumah tetangganya," tutur HB X.
Ma'ruf Amin juga meminta agar masalah limbah medis pasien isoman diperlukan penanganan yang serius. Hal itu bertujuan agar tidak menjadi mata rantai baru dalam penyebaran virus di tengah masyarakat.
"Mungkin ada semacam BLU (Badan Layanan Umum) atau apa yang menangani. Karena itu saya minta nanti Pak Gubernur untuk berkoordinasi. Sebab, masalah limbah ini menjadi masalah sangat penting harus diatasi," kata Ma'ruf.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono menyampaikan penanganan limbah B3 Medis Covid-19 bagi pasien isoman dapat dilakukan dengan penyemprotan disinfektan secara menyeluruh. Selain itu, penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) juga harus tetap digunakan dalam menangani barang-barang infeksius yang ditemukan.
"Ada program disinfektan, Pak. Disinfektan yang harus dilakukan secara berkala pada tempat-tempat yang cenderung infeksius. Kemudian juga dengan fasilitas APD dan fasilitas-fasilitas lain yang sudah merupakan barang infeksius itu juga perlu kita selesaikan supaya tidak menjadi salah satu bagian dari proses pencemaran," kata Dante.
Sementara itu, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya, mengatakan pemerintah berencana menyiapkan titik penampungan limbah medis untuk pasien infeksi virus corona (Covid-19) yang melakukan isolasi mandiri. Dalam implementasinya, kata Siti, pemerintah daerah bakal bertanggung jawab atas pengawasan pengelolaan limbah medis yang dikumpulkan pada dropbox di wilayah pemukiman.
"Oleh karena itu kita mendorong bahwa kalau yang isoman-isoman di masyarakat memang harus ada dropbox, harus ada plastik-plastik kantong pembungkus, ada angkutan dan lain-lain," tutur Siti melalui konferensi pers di YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (28/7).
(rzr/kid)