Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Sirajuddin Abbas menyampaikan hal yang kurang lebih sama. Dia belum melihat ada indikasi kekecewaan masyarakat terhadap penanganan pandemi disalurkan kepada PDIP di pemilu mendatang.
"Warga yang kecewa belum melimpahkan ketidakpuasannya ke PDIP. Di situ juga ada Golkar: Airlangga dan Luhut Binsar Panjaitan," katanya saat dihubungi.
Sirajuddin mengamini ada kekecewaan dengan keadaan akibat pandemi. Namun, sebagian besar masih mengaitkannya dengan kondisi global.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Faktor lain, warga pemilih belum mengaitkan penyebab wabah Covid dan krisis ekonomi pada buruknya kinerja Jokowi," kata Sirajudin.
Merujuk hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) pada Juni 2021, ada 61,8 persen yang merasa puas dengan kinerja pemerintah menangani pandemi virus corona. Survei melibatkan 1.220 responden di seluruh Indonesia pada 21-28 Mei 2021
Kemudian ada 35,2 persen responden tak puas dengan kinerja pemerintah pusat dalam menangani pagebluk. Angka tersebut meningkat 6 persen dibandingkan tiga bulan sebelumnya yang hanya sebesar 29,4 persen.
Sirajuddin tak menutup kemungkinan PDIP bakal mengalami penurunan suara akibat penanganan pandemi Covid-19 yang kurang memuaskan. Tetapi tidak hanya PDIP. Partai-partai politik lainnya pun berpotensi mengalami nasib serupa.
Sirajuddin mengatakan partai politik dalam kabinet Jokowi saat ini bisa menghindari persepsi buruk masyarakat dengan mengambil jarak dari PDIP. Itu bisa menjadi langkah yang diambil guna mencegah penurunan suara akibat kekecewaan publik terhadap pemerintah dalam menangani pandemi.
"Tergantung seberapa lincah mereka bergerak. Dan seberapa cerdas mereka mengambil jarak. Jika mereka melakukan 'political distancing' dengan PDIP dan Jokowi, mereka mungkin bisa menarik untung. Setidaknya tidak ikut terbawa anjlok lebih dalam," katanya.
Ada beberapa partai politik yang berpotensi melakukan itu. Sirajuddin menyebut partai yang dimaksud bisa berasal dari koalisi pemerintah maupun oposisi atau di luar kabinet.
Sirajuddin mengatakan Gerindra, Golkar dan NasDem paling siap karena memiliki jaringan dan SDM yang sangat baik.
"Dari oposisi, mungkin Partai Demokrat. PKS berat, karena dipagari partai-partai Islam Moderat dan digerogoti Partai Gelora," ucapnya.
CNNIndonesia.com sudah berupaya menghubungi petinggi PDIP Ahmad Basarah dan Hendrawan Supratikno. Namun belum ada respons dari mereka mengenai potensi penurunan suara PDIP di Pemilu 2024.