Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan pemerintah akan meningkatkan vaksinasi di tujuh daerah aglomerasi dengan kasus positif dan kematian Covid-19 paling tinggi.
Daerah-daerah aglomerasi tersebut meliputi Jabodetabek, Bandung Raya, Semarang Raya, Solo Raya, DI Yogyakarta, Surabaya Raya, serta Bali.
"Kita melakukan vaksinasi berbasis risiko, daerah itu yang kita sasar duluan, untuk dengan cepat mengurangi tekanan penularan dan tekanan kematian," kata Budi dalam jumpa pers, Senin (2/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Budi mengatakan pada Juli 2021, tujuh wilayah aglomerasi itu mencatat capaian 382.242 suntikan dosis vaksin Covid-19 per hari. Angka ini akan ditingkatkan sepanjang Agustus 2021.
"Kita naikkan 1,2 juta per hari untuk 7 aglomerasi itu. Bayangkan ada kenaikan hampir 4 kali lipat," ujarnya.
Lebih lanjut, Budi menyebut sebanyak 70 juta dosis vaksin Covid-19 akan tiba pada Agustus dan September 2021. Puluhan juta dosis vaksin Covid-19 itu akan disuntikan ke masyarakat dalam waktu delapan bulan.
Dalam kesempatan lain, Budi menyebut sebanyak 450 ribu dari 500 ribu dosis vaksin Covid-19 Sinopharm yang diterima pemerintah dari Uni Emirat Arab (UEA) akan digunakan untuk vaksinasi kelompok disabilitas atau warga berkebutuhan khusus.
"Pak Presiden, itu enggak pakai mikir, enggak sampai satu menit bilang iya. Jadi sekarang saya jadi beban karena pesennya Pak Presiden 450 ribu, dan datang lagi itu 250 ribu, itu harus dipakai untuk disabilitas," kata Budi.
Budi bercerita bahwa 500 ribu vaksin Sinopharm buat Jokowi semula akan digunakan untuk vaksinasi jemaah haji. Namun, Indonesia diketahui untuk kali kedua tak mengirim jemaah haji ke Tanah Suci.
Budi belum menyebutkan kapan vaksinasi tersebut akan dilakukan, termasuk jumlah atau target kelompok disabilitas yang akan disuntik vaksin. Saat ini, Kementerian Sosial juga masih meminta pemerintah daerah mengirim data warga difabel untuk divaksinasi.
Lebih lanjut, Budi mengupayakan agar PT Bio Farma (Persero) dapat memproduksi vaksin berplatform mRNA. Vaksin Covid-19 dengan platform mRNA cenderung memiliki efikasi yang tinggi. Jenis vaksin yang menggunakan platform mRNA seperti Pfizer dan Moderna.
"Rencananya akan dilakukan due diligence ke Bio Farma untuk memastikan kesiapan-kesiapan. Kita masih berusaha agar bisa menjadi negara kedua yang ditunjuk WHO jadi salah satu hub dunia untuk vaksin mRNA ini," kata Budi.
Dari data yang ada, Pfizer disebut memiliki efikasi hingga 96,2 persen. Sementara untuk vaksin Moderna memiliki efikasi 94 persen.
Namun, kata Budi, kerja sama Indonesia-WHO ini masih dalam tahap finalisasi. Budi mengaku pihaknya masih akan terus berdialog dengan WHO terkait pengembangan vaksin mRNA di dalam negeri.
"Kami masih terus berdialog dengan WHO terkait pengembangan vaksin mRNA. Bio Farma juga sedang kita siapkan," ujarnya.