PAN soal Cat Pesawat Presiden: Harus Punya Sense of Crisis
Anggota Komisi II DPR dari Fraksi PAN Guspardi Gaus mengatakan pemerintah seharusnya memiliki sense of crisis terkait proyek cat ulang pesawat kepresidenan yang memakan anggaran hingga Rp2 miliar.
"Harus punya sense of crisis lah ya. Harus mempunyai rasa kepedulian terhadap kondisi kekinian," kata Guspardi saat dihubungi, Selasa (3/8).
Guspardi meminta Istana Kepresidenan memberikan penjelasan yang gamblang ke masyarakat terkait proyek cat ulang pesawat kepresidenan, mulai dari anggaran hingga perubahan warna di badan pesawat tersebut.
Menurutnya, penjelasan pihak Istana penting agar isu ini tidak menjadi liar di tengah penanganan pandemi Covid-19.
"Pemerintah harus menjelaskan kepada publik supaya jangan menimbulkan miskomunikasi, persepsi yang terkesan menghamburkan dana pemerintah. Tentu harus dilakukan klarifikasi. Wajib itu," ujarnya.
Pengecatan ulang pesawat kepresidenan terungkap dan langsung menuai kritik. Kondisi cat pesawat presiden dinilai masih bagus, sehingga perubahan warna pesawat dari warna biru-putih menjadi merah-putih dianggap pemborosan.
Pakar penerbangan Alvin Lie membeberkan kegiatan pengecatan ulang pesawat kepresidenan. Ia mengunggah foto pesawat kepresidenan dengan warna merah putih.
Alvin menyinggung soal pemborosan uang di tengah pandemi Covid-19. Menurutnya, pengecatan ulang pesawat bisa menelan biaya mulai dari Rp1 miliar hingga Rp2 miliar.
Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono membenarkan tentang pengecatan ulang pesawat Kepresidenan Indonesia-1 atau Pesawat BBJ 2 itu. Namun, ia membantah pengecatan itu sebagai bentuk foya-foya.
"Pengecatan pesawat ini telah direncanakan sejak tahun 2019 serta diharapkan dapat memberikan kebanggaan bagi bangsa dan negara. Perlu kami jelaskan bahwa alokasi untuk perawatan dan pengecatan sudah dialokasikan dalam APBN," kata Heru dalam keterangan tertulis, Selasa (3/8).
Heru menyampaikan pengecatan pesawat kepresidenan sudah direncanakan dalam rangka HUT ke-75 Kemerdekaan Republik Indonesia pada 2020. Namun, kegiatan itu tak bisa langsung dilakukan karena pesawat itu belum memasuki waktu perawatan rutin.
(dmi/fra)