Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan vaksinasi Covid-19 dosis kedua bergantung dari jadwal yang telah diatur berdasarkan jenis vaksin pada suntikan pertama. Anies tak ingin pasang target soal percepatan.
"Soal fase kedua itu soal penjadwalan. Misalnya, disuntik AstraZenecca yang harus menunggu 12 minggu, enggak bisa dipercepat. Jadi makanya suntikan kedua bukan strategi percepatan, karena jadwalnya tergantung jenis vaksinnya," kata Anies kepada wartawan, Kamis (5/8).
Anies mengatakan, saat ini, pihaknya tengah mengejar vaksinasi untuk dosis pertama. Menurutnya, kunci vaksinasi dosis kedua adalah dengan melakukan vaksinasi dosis pertama yang menyeluruh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena itulah kami sudah menjangkau 7,9 juta orang. Kita berharap bisa seluruh warga ber-KTP DKI dan warga yang berkegiatan di DKI itu dapat vaksin fase 1 dulu," katanya.
Menurut data yang diunggah oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta per Rabu (4/8), vaksinasi program untuk dosis satu telah mencapai 7.918.732 orang atau 89,8 persen dari target vaksinasi. Sementara dosis kedua mencapai 2.984.244 orang atau 33,9 persen dari target.
Epidemiolog Universitas Airlangga (Unair) Windhu Purnomo sebelumnya meminta pemerintah gencar melakukan vaksinasi dosis dua pada masyarakat, terutama kelompok lanjut usia (lansia).
Windhu menjelaskan, vaksinasi dosis dua terbukti lebih bisa melindungi dan menurunkan tingkat kematian atau case fatality rate (CFR).
"Makin tinggi cakupan dosis pertama cenderung menurunkan CFR, tapi cakupan dosis kedua itu terlihat lebih efektif mempengaruhi CFR daripada dosis satu, jadi makin banyak meng-cover lansia makin bagus," kata Windhu saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (4/8).
(yoa/ain)