Dokter Tigor Silaban meninggal dunia karena Covid-19, Sabtu (7/8). Tigor yang merupakan putra arsitek Masjid Istiqlal, Friedrich Silaban, meninggal dalam masa pengabdiannya sebagai dokter di pedalaman Papua.
Kepergian Tigor pun membuat banyak para tenaga kesehatan dan dokter merasakan duka cita mendalam. Beberapa netizen di media sosial bahkan menyebutnya sebagai pejuang kesehatan.
Salah satunya adalah akun Twitter @Darmaningtyas yang salut dengan janji dokter Tigor dalam mengabdikan dirinya di Papua.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Keren nih janji pribadi Dokter Tigor Silaban, putra arsitek mesjid Istiqlal, F. Silaban yg hr ini meninggal dunia. dr. Tigor mengabdikan dirinya di Papua. Selamat jalan pejuang kesehatan di Papua. Kami rindu akan lahir dokter-dokter muda seperti anda," tulis akun itu.
Pemilik akun itu pun mengunggah foto yang berisi empat janji Tigor kepada Tuhan jika ia lulus sebagai dokter di Fakultas Kedokteran UI.
"Saya akan berjanji sebagai dokter di tempat yang jauh sekali dari Jakarta dan saya akan bekerja lebih banyak di daerah-daerah pedalaman. Saya tidak akan pernah membuka praktik dokter swasta/mandiri/partikelir," demikian tertulis di antara janji-janji suci Tigor.
Rasa duka cita mendalam juga disampaikan akun Twitter lainnya. Akun itu juga menuliskan kenangan tak terlupakan ketika bersua Tigor di Papua.
"Duka cita amat sangat, kita kehilangan dr Tigor Silaban, mantan kepala dinas kesehatan Papua - karena Covid-19. Janji untuk kerja jauh dari Jakarta, sejak 1979 sudah di Papua. Bertemu beliau 2-3x di Papua. Sosok yg luar biasa dedikasinya untuk masyarakat. Semoga tempat terbaik utk beliau," tulis akun tersebut.
Semasa hidupnya, Tigor Silaban mengabdikan dirinya ke berbagai wilayah pedalaman Papua. Melansir Detik, Tigor Silaban pernah bertugas di Jayawijaya, Bokondini, Yahokimo, Oksibil, dan daerah lainnya.
Untuk memudahkan komunikasi antar Puskesmas di tanah Papua Tigor membangun jaringan radio. Jaringan tersebut juga ia gunakan untuk berbincang dengan ayahnya. Dokter Tigor Silaban telah telah melayani ratusan masyarakat di pedalaman Papua selama belasan tahun.