Kapolda Sumsel Irjen Eko Indra Heri menyempatkan diri berziarah ke makam mendiang Akidi Tio di kawasan Sako, Palembang pada Minggu kemarin (8/8). Foto Irjen Eko mengunjungi makam Akidi Tio tersebut sempat beredar di media sosial.
Diketahui, Eko mengenal dekat Akidi Tio saat masih hidup. Mereka saling menjalin hubungan baik satu sama lain hingga Akidi Tio meninggal dunia.
"Ya [ziarah] untuk mendoakan yang bersangkutan. Kewajiban kita sebagai manusia, agar arwah beliau tenang," katanya, Senin (9/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Eko mengaku sudah memaafkan tindakan Heriyanty setelah menimbulkan polemik dan kegaduhan di tengah masyarakat Indonesia. Heriyanty merupakan anak bungsu Akidi Tio yang ingin memberi bantuan Rp2 T namun tak kuncung terjadi alias fiktif.
"Terlepas ada atau tidaknya dana itu nantinya, saya sudah memaafkan keluarga besar Akidi maupun pihak lain yang menghujat maupun berempati kepada saya, saya juga berterimakasih. Saya sudah memaafkan semuanya dan terimakasih. Walaupun dana itu nanti ada atau tidaknya," kata Eko.
Eko lalu meminta seluruh pihak untuk menghentikan kegaduhan tersebut dan kembali berkonsentrasi dalam penanganan pandemi Covid-19 di Sumsel. Dia pun meminta masyarakat untuk tidak takut jika ingin memberikan sumbangan kepada pihak yang membutuhkan.
"Masyarakat masih membutuhkan perhatian dan dukungan kita untuk penanganan Covid-19 ini. Kita kembali berkonsentrasi, saatnya kita memilih mau jadi pejuang atau jadi pecundang," ungkap Eko.
Keluarga Akidi Tio menjadi sorotan lantaran berencana memberikan bantuan Rp2 triliun untuk penanganan Covid-19. Mulanya banyak yang mengapresiasi, namun kini berlanjut ke proses hukum karena bantuan tak kunjung diberikan.
Eko pun menjadi sorotan usai hadir dalam acara seremonial pemberian sumbangan Rp2 triliun untuk penanganan Covid-19 di Sumsel beberapa waktu lalu. Pihak yang ingin menyumbang yakni Heriyanty, selaku anak bungsu mendiang Akidi Tio.
Eko, yang menjadi pihak penerima, sempat berfoto bareng dengan Heriyanty. Mereka memegang plakat bertuliskan Rp2 triliun untuk penanganan Covid-19 di Sumsel. Namun, seiring berjalannya waktu, bantuan itu tak kunjung diberikan, sehingga menjadi sorotan publik.
Kepolisian lantas memeriksa Heriyanty. PPATKjuga sudah angkat suara dan menyatakan sumbangan itu hampir dipastikan fiktif. Saat ini Heriyanty diperiksa kejiwaannya, sementara Eko telah diperiksa oleh Propam Mabes Polri.
(idz/bmw)