Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut keterlambatan entri data ke dalam sistem New All Record (NAR) oleh laboratorium swasta yang sebelumnya ditunjuk oleh pemerintah daerah (pemda) sebagai rujukan pemeriksaan virus corona (Covid-19), menjadi penyebab target testing daerah turun.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menyebut berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 4642 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Laboratorium Pemeriksaan Corona Virus Disease 2019, terdapat 742 laboratorium yang tergabung dalam jejaring Kemenkes di seluruh daerah.
Data testing harian yang dirilis Satuan Tugas Penanganan Covid-19 per Senin (9/8) kemarin menunjukkan terjadinya penurunan jumlah orang yang diperiksa menjadi 99.387 orang saja. Penurunan di bawah 100 ribu orang itu kembali terjadi setelah secara konsisten pemeriksaan dilakukan di atas 100 ribu orang per hari mulai 6 Juli.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selain akhir pekan dengan keterbatasan SDM, masih banyak laboratorium swasta yang diberikan izinnya oleh pemda, itu belum melaporkan hasil pemeriksaannya ke dalam NAR. Sehingga daerah tersebut target testingnya turun," kata Nadia saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (10/8).
Nadia mengatakan, pemerintah pusat sejauh ini sudah menyokong reagen dan rapid test antigen di setiap daerah. Pemerintah menurutnya juga telah menetapkan target testing harian di masing-masing provinsi sesuai laju sebaran kasus di daerahnya.
Seperti dalam Inmendagri Nomor 30 Tahun 2021 yang mengatur 128 kabupaten/kota di Jawa-Bali yang melaksanakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4, 3, dan 2. Maka kumulatif testing harian di ratusan daerah itu harus menghasilkan setidaknya 324.283 orang yang diperiksa dalam sehari.
Capaian pemeriksaan covid-19 di Indonesia terkini dihitung dari hasil pemeriksaan menggunakan metode polymerase chain reaction (PCR) alias tes swab, tes cepat molekuler (TCM), dan rapid test antigen.
"Jadi kalau yang pas ditanya soal testing turun itu daerah ya, karena yang melaksanakan testing itu daerah. Apalagi sudah ada Inmendagri yang menargetkan daerah-daerah itu masing-masing testingnya berapa," kata dia.
Lebih lanjut, Nadia juga memastikan saat ini pelaporan kasus testing covid-19 daerah juga dipermudah dengan sistem real time. Jadi saat ini pemda dapat input jumlah pemeriksaan harian mereka secara langsung ke dalam sistem NAR milik Kemenkes.
Dengan begitu, Nadia berharap agar data yang ditampilkan harian oleh Kemenkes dan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 merupakan data yang mendekati sebenar-benarnya kasus yang terjadi di lapangan pada hari itu juga.
"Pelaksanaan testing kalau dari sistem informasi sudah sifatnya real time, jadi bisa langsung, begitu dia entry data testing maka sudah bisa dilaporkan di NAR," jelas Nadia.
Lihat Juga : |
Apabila dirinci selama Juli-Agustus, jumlah pemeriksaan covid-19 di Indonesia cenderung fluktuatif. Pada periode 1-7 Juli jumlah warga yang diperiksa mencapai 769.732 orang, dan mengalami peningkatan mencapai 1.006.820 orang yang diperiksa dalam sepekan pada 8-14 Juli.
Selanjutnya pada periode 15-21 Juli jumlah pemeriksaan kembali naik menjadi 1.049.501 orang, kemudian pada 22-28 Juli kembali naik hingga menjadi 1.221.828 orang yang diperiksa dalam sepekan. Namun kemudian, jumlah pemeriksaan menurun pada periode 29 Juli-4 Agustus dengan 1.008.665 orang yang diperiksa. Dan pada lima hari terakhir jumlah warga yang diperiksa baru mencapai 648.904 orang.
(kha/ain)