Malam 1 Muharam atau yang biasa disebut malam satu suro tetap menjadi momentum sakral bagi masyarakat Jawa.
Dalam suasana pandemi, pria asal Semarang, Nuryanto atau yang akrab disapa Mbah Bejo menggelar aksi ritual di bunderan Tugu Muda Kota Semarang, Senin (9/8) malam.
Lihat Juga : |
Dengan mengenakan jubah dan blangkon putih, Mbah Bejo mengawali ritualnya dengan memasang dua boneka wayang kulit tokoh Semar yang wajahnya berbeda warna, yakni putih dan hitam sebagai simbol suci dan angkara murka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mbah Bejo kemudian membakar dupa dan hio di depan sesaji berupa bunga tujuh rupa, bunga tiga jenis atau kembang telon, teh, kopi, air putih, kelapa hijau dan buah.
Doa pun dipanjatkan sembari Mbah Bejo mengangkat keris sebagai simbol kemenangan, serta replika senjata cakra milik tokoh wayang Kresna yang dianggap sebagai simbol bumi pertiwi.
Pada adegan inti, Mbah Bejo berdoa membawa dupa sambil mengelilingi Tugu Muda yang merupakan ikonik dari Kota Semarang. Aksi tunggal Mbah Bejo tak lepas dari kondisi bangsa dan negara yang masih dalam suasana pandemi covid-19 dimana protokol kesehatan harus dijalankan.
"Ini aksi saya seorang diri yang pastinya karena situasi kondisi yang masih pandemi, harus patuh prokes dan 3M. Intinya kan satu, berdoa kepada Sang Pencipta supaya pagebluk atau bencana covid ini segera berakhir, manusia selamat semua," ungkap Mbah Bejo yang juga merupakan paranormal.
Mbah Bejo sendiri meyakini bila Tahun Baru Islam saat ini akan membawa banyak aura positif, dimana pandemi covid-19 berakhir meski dengan membawa banyak korban meninggal dunia.
"Ini kan tahun ganjil, terawangan saya banyak aura positifnya. Saya yakin covid berakhir meski korban meninggal masih banyak," ujarnya usai ritual.
Aksi ritual malam Suro Mbah Bejo di Tugu Muda Semarang ini merupakan aksi yang kedua kalinya dimana pada malam Suro tahun lalu Mbah Bejo menggelar ritual ruwatan bumi.
Bagi masyarakat Jawa sendiri, malam Suro merupakan momentum penyucian diri yang sangat sakral karena memiliki nilai magis yang tinggi. Tak heran, jika di beberapa daerah seperti Solo dan Yogyakarta digelar acara prosesi ritual yang bermakna penyucian.
Pemerintah saat ini tengah bergelut melawan pandemi covid-19. Penanganan dengan mengedapankan 3T (testing, tracing dan treatment) serta protokol kesehatan 5 M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas) terus dilakukan untuk memutus penularan.
Penanganan pandemi ini kerap berbenturan dengan berita palsu atau hoaks, mereka yang tidak percaya covid-19, hingga yang tidak mengedepankan sains dalam pandemi.
Jawa Tengah sendiri jadi salah satu kawasan yang disorot karena angka kematian covid-19 yang tinggi. Tambahan kasus harian covid-19 di Jateng juga selalu paling tinggi dalam beberapa hari terakhir.
Catatan Redaksi: Judul artikel ini diubah pada Selasa (10/8) pukul 12.02 WIB.
(dmr/ain)