Pemerintah bakal menyediakan sejumlah lokasi isolasi terpusat bagi pasien Covid-19 di daerah luar Jawa dan Bali. Salah satunya penggunaan kapal Pelni sebagai tempat isolasi.
Penyediaan lokasi isolasi terpusat ini berdasarkan data yang menyebutkan bahwa penyebaran kasus positif Covid-19 di luar Jawa masih cukup tinggi.
"Dari hasil evaluasi, pemerintah melihat bahwa 45 kabupaten/kota ini masih perlu ditindaklanjuti dan pemerintah juga mempersiapkan isolasi terpusat di luar Jawa dengan mempertimbangkan kasus yang ada," kata Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) Airlangga Hartarto dalam konferensi pers secara virtual, Senin (9/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Airlangga mengungkapkan, ada dua skema isolasi terpusat di luar Jawa. Pertama dengan menggunakan fasilitas kapal Pelni yang akan dipersiapkan di empat kota; Medan, Bitung, Sorong, dan Bandar Lampung.
Untuk Bitung menggunakan KM Tatamailau dengan kapasitas hingga 458 tempat tidur dengan posisi port stay berada di Bitung. Kemudian, untuk Bandar Lampung menggunakan KM Lawit dengan kapasitas 437 tempat tidur, dari posisi port stay di Semarang.
Skema kedua adalah dengan menyediakan fasilitas gedung seperti wisma atlet, asrama haji hingga balai diklat di daerah-daerah untuk dijadikan sebagai tempat isolasi. Menurut Airlangga, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sedang mengerjakan ini.
"Beberapa wilayah yang disiapkan Kementerian PUPR diharapkan bisa disiapkan dalam 1-2 minggu ke depan itu di Provinsi Sumut, Sumbar, Riau, Kaltim, NTT, dan Papua," ujarnya.
Untuk pembiayaan isolasi terpusat, menurut Airlangga akan bekerja sama antara pemerintah daerah, Kementerian Kesehatan, dan BNPB.
Untuk pemda menyediakan tenaga kesehatan dan dukungan atau kerja sama rumah sakit pengampu. Sementara, Kemenkes menyediakan obat-obatan, vitamin, reagen PCR, biaya perawatan, dan insentif nakes, serta BNPB membiayai operasional seperti catering, perlengkapan, pembersihan, internet, dukungan personil, dan lainnya.
Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi menjadikan gedung Asrama Haji Medan sebagai tempat isolasi terpusat bagi pasien Covid-19 dengan gejala ringan atau tanpa gejala, Selasa (10/8).
Gedung ini memiliki 400 tempat tidur dengan 16 dokter dan 34 perawat atau bidan.
"Tahap pertama 400 kamar kita siapkan untuk kondisi ringan. Tidak ada bayaran alias gratis. Makan disiapkan, obat disiapkan. Tapi ada aturan main. Kapan waktu olah raga dan istirahat diatur panitia. Pakaian harus rapi tidak sembarangan. Tempatnya bisa olahraga nanti disiapkan bola, catur dan pingpong. Tak ada pasien yang tidur terus, jemur dia di sini. Kasi bola voli, kasi bola pingpong," kata Edy, Selasa (10/8).
Edy mengimbau masyarakat yang terpapar Covid-19 dengan gejala ringan agar datang ke Asrama Haji. termasuk pasien dari rumah sakit yang kondisinya mulai membaik.
"Sehingga tidak lama- lama di rumah sakit agar hemat BOR ICU dan bisa digunakan untuk pasien lainnya," ucapnya.
Menurut Edy, isolasi yang disiapkan tak hanya di gedung Asrama Haji Medan, namun juga di gedung P4TK, Hotel Soechi. Kemudian di Kodam I/BB juga telah disiapkan tempat isolasi terpusat khusus prajurit dengan gejala ringan.
"Ada khusus untuk Polri itu dibelakang gedung Polda Sumut sudah 812 bed tahap awal disiapkan. Di Martha Priska II ada 100 tempat tidur. Ada juga di Pelni. Tapi saya harap dengan ini saja cukup jangan ditambah," ucapnya.
![]() |